Jumat, 17 Maret 2017

Aku pamit.

Kalimat itu sudah diketik, hampir saja dikirim pada sebuah nomor yang selama ini cukup spesial baginya. Tapi kalimat berisi dua kata itu dihapus lagi. Ia justru mematikan handphonenya. Menyimpan di bawah bantal. Kemudian, ia menangis. Menangis pelan namun deras. Tidak ada artinya kata pamit. Semua berawal tanpa kata, selesai pun tanpa kata, pikirnya. Perempuan itu lalu sejenak terdiam, menatap dinding birunya yang mengusam, membaca lembar demi lembar catatannya yang menuliskan semua perasaannya.

Perempuan sembilan belas tahun itu masih menangis.

Tiga tahun lalu, tanpa kata cinta layaknya sepasang muda-mudi menjalin tali asmara, dua orang ini justru saling menjauh, memilih menghindari perasaan mereka, sampai suatu waktu, tabir-tabir tersingkap dan mereka pun tak mampu menutupi lagi apa yang ada di hati mereka. Tidak ada tali apapun yang mengaitkan hati mereka, sungguh tidak ada. Atau kalaupun ada, mungkin tali itu yang disebut orang-orang bernama perasaan. Perempuan itu, tiga tahun menyimpan perasaannya. Bukan waktu yang lama. Sungguh singkat sebenarnya.

Tidak ada yang tahu, tapi sesosok laki-laki yang ia beri nama “Langit” mengerti dan memahami. Sesosok laki-laki itu membuatnya memiliki harapan. Jauh perjalanan mereka. Harapan-harapan itu menggantung dalam doa. Hingga perempuan itu kini mendapati banyak “Langit” yang juga siap memantulkan warna birunya untuknya. Perempuan itu jengah. Bukan ia berhenti mencintai Langitnya, tapi karena ia mengerti satu hal. BELUM SAATNYA MENCINTAI LANGIT. Sungguh belum saatnya. Dan kali ini, ia benar-benar menghayati kalimat itu.

Aku pamit.

Kalimat itu diketiknya lagi. Tapi satu persatu hurufnya ia hilangkan lagi dengan tombo lbackspace. Perempuan itu akhirnya terdiam. Ia tahu hatinya sungguh lemah. Berkali-kali kata pamit itu terucap, tapi perasaan itu belum juga mau pamit dari tuannya.

Maka ia memutuskan untuk diam, berusaha menjadi tegar. Diam-diam, ia pamit pada perasaan yang pernah ia sebut cinta. Diam-diam, ia pamit pada kata penantian yang pernah memenuhi halaman buku catatannya. Tiba-tiba, ia membiarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya tanpa perasaan menyesal, apalagi takut kehilangan. Diam-diam, ia berhenti mengamati gradasi warna biru yang ditampakkan Langit. Diam-diam, ia menutup semua ceritanya sendirian. Perempuan itu menjadi tegar.

Ia tengah asyik bercerita dengan taman bunganya. Ia tengah asyik bercengkerama dengan bunga-bunganya yang mekar. Ia tengah asyik mensyukuri karunia-Nya. Ia tengah asyik belajar bagaimana caranya menjadi bunga yang mekar dan indah untuk dipetik. Tidak ada yang berubah. Ia memilih pamit. Dan lihatlah, Tuhan menguatkan hatinya.

Mungkin, di suatu waktu, hari, dan tempat yang dirangkai-Nya, ia akan kembali bertemu dengan Langit. Ia harus menatap birunya, bahkan bercengkerama dengan matahari dan bulan bintangnya. Bahkan, mungkin, perempuan itu juga berkesempatan untuk menjelajahi isi Langit. Mungkin. Jika seseorang yang ia sebut Langit itu dia yang membuat ia menangis malam ini, maka memang garis Tuhan menitahkan begitu. Jika bukan, Langit itu pasti tetap biru dan membuatnya bahagia. Karena takdir Tuhan tidak akan pernah tertukar.

Perempuan itu lalu tersenyum di antara bulir-bulir air matanya. Sungguh, ia tidak tahu apa yang ada di dalam hati seseorang yang ia sebut Langit itu. Mungkin, ia masih menyimpan harapan. Mungkin, di dalam hati perempuan itu juga. Aku juga tidak tahu isi hatinya. Aku hanya seonggok buku yang pernah ditulis oleh perempuan itu. Aku pernah tahu tentang semua isi hatinya. Ah, tapi perempuan itu sekarang benar-benar merahasiakan tentang perasaannya. Yang aku tahu, penanya selalu mengatakan, “dia yang mengatakan pada yang membuatku ada, yang akan mendapatkan jawabannya.”

Kalau takdir sudah berkehendak, maka tidak ada apapun yang bisa memisahkan. Melalui pena ini, kukembalikan hati yang pernah kujaga. Kukembalikan nama yang bertahun membuatku tersenyum juga menangis. Kukembalikan kisah pada keindahan skenario-Nya. Aku ingin berbahagia di taman bungaku. Dan kamu, berbahagialah di hamparan luasmu. Bawa cahayamu jika benar kau ingin jadikanku bulan di malammu. Lakukan saja, jangan janjikan. Toh, takdir Tuhan, tidak akan pernah tertukar.

Tanpa sepatah kata pun, perempuan itu pamit. Ia pamit pada hatinya sendiri.

Tidak ada yang perlu disesali dari sebuah perasaan yang menyesakkan, karena fitrahnya manusia mengalami itu. Tapi membiarkan rasa sesak berlarut dalam penantian juga tidak baik. Lebih baik menyibukkan diri belajar, menyibukkan diri memperbaiki kualitas hati dan diri, meyibukkan diri bercerita bersama taman-taman bunga. Perempuan itu, mungkin nanti juga akan jatuh lagi. Mungkin ia akan menangis lagi. Tapi, semoga tulisan ini membuatnya ingat, bahwa takdir-Nya tidak akan pernah tertukar. Semoga tulisan ini membuatnya tegar. Semoga membuat tegar pula perempuan-perempuan lain yang tengah jengah oleh rasa sakit, rindu, galau, dan perasaan lain karena “Langit” mereka.

Kuawali cerita ini dari sebuah “selesai”. Bismillah..

Jumat, 21 Oktober 2016

SEMUA LIRIK LAGU MERPATI BAND

1. BUKANLAH CINTA
Tak pernah terpikirkan bila kali ini
Ku merasakan dirimu begitu jauh
Setelah kau memutuskan ku tanpa alasan pasti

Namun tak mungkin lagi ku terus memaksa
Kan diri ini untuk menjadi sempurna
Karna kau pun tau aku hanya manusia biasa

Tak mampu ku bertahan dalam perbedaan
Yang kini memisahkan kau dan aku
Mungkin diriku kan melupakan semua
Saat yakin hati takkan berubah

Reff
Dan bukanlah cinta
bila tercipta dengan terpaksa
Satu hal yang harus kau tunjukkan
Cinta lahir dari ketulusan

Dan coba mengungkapkan semua
Bila ternyata memang tak suka
Jangan biarkan hati tersiksa
Mengakhiri kan baik adanya


2. WANITA YANG MENCINTAIMU
kemarin kau putuskan mengakhiri kisah ini
tak urung kupikirkan apa salahku padamu
dan ku tak mengerti dengan alasan yang kau beri
karna mereka yang tak merestui

pernah ku mencoba kan kuminta kepastianmu
namun takut kau menganggapku mengemis cintamu
bila ku teruskan pastinya kau kan tetap bertahan
takkan berubah keyakinan hati dan cintamu
ooohhh

Reff
perasaanku yang terlanjur sudah
tersimpan dalam hatiku
tak begitu saja dapat terhapuskan
meski kau dengan mudahnya
dapat pengganti diriku
bisakah kau menghargai sedikit perasaanku
tak terhitung hari kau tak sendiri lagi

sbagai seorang wanita yang pernah mencintaimu
harusnya kau tahu betapa hancurnya hatiku
biar ku mencoba kan ku terima keadaannya
bila ternyata kau bahagia tlah berdua dengannya
hooo ooo

Sbagai seorang wanita yang pernah mencintaimu...


3. TAK SELAMANYA SELINGKUH ITU INDAH
betapa ku mengerti sebagai selingkuhanmu
kuharus menjalani ikatan yang tersembunyi
ku mencoba bertahan meskipun menyakitkan
tak menyisakan sebuah sesal di hatiku

selama aku bisa membuatmu bahagia
berpaling ku tak mungkin singgahi hati yang lain
sebatas harapanku mohon pengertianmu
bahwa ku ingin memilikimu seutuhnya

Reff
seiring berlalu bergulirnya waktu
membuka rahasia di antara kita
pastinya kan ada hati yang terluka
tak menerima semua kenyataan yang ada

namun tak selayaknya perselingkuhan ini
yang lama kulalui menjadi tiada berarti
semenjak ku merasa harapmu sia-sia
hingga terluka hati kan membuatmu tak berdaya

mungkin kurelakan untuk kau tinggalkan 
diriku disini harus mengakhiri 
aku yang merasa lelah dan menyerah
karena tak selamanya selingkuh itu indah

biar kan cerita kita berpisah adanya..

bila memang kita tak mungkin bersama selamanya..

seiring berlalu bergulirnya waktu
membuka rahasia di antara kita
pastinya kan ada hati yang terluka
tak menerima semua kenyataan yang ada

mungkin kurelakan untuk kau tinggalkan
diriku disini harus mengakhiri
aku yang merasa lelah dan menyerah
karna tak selamanya selingkuh itu indah

betapa ku mengerti sebagai selingkuhanmu
ku harus menjalani ikatan yang tersembunyi


4. SENDIRI DULU
Sekilas terbayang masa yang indah silam
Menyentuh tulus direlung hati terdalam
Kehilafan telah usai aku sesali
Menjadi harapan tiada pasti

Pernah kucoba tuk memutuskan kembali
Membuka pintu maaf yang lama tertutupi
Keadaan ini enggan berikan jalan
Apa yang kurasa kini telah percuma

Reff
Sepertinya aku harus terbiasa
mengisi hariku tanpa kehadiranmu
Kini hatiku kan berhenti mengharapkan
Memaksa aku harus terima satu kenyataan
Sendiri dulu

Sementara aku membatasi pikirku
Tak mengingat lagi masa yang telah lalu
Semakin ku mengenang hati semakin terluka
Seribu sesal terbesit menyisakan lara

Kehampaan hati perih ku rasakan
Semenjak ku memutuskan meninggalkanmu
Apa daya semua ini telah terjadi
Akhirnya ku bisa merelakanmu dan biarkan ku
sendiri dulu


5. DO'A MENJEMPUT HARAP
Terlalu sungguh terlalu jika aku tak mampu
Memahami kenyataan yang harus aku hadapi
Seribu jalan terbentang menantiku melangkah
Telusuri tertinggalnya jejak sebuah harapan

Bila esok hari aku masih tetap disini
Terhimpit alunan waktu kian lama berlalu
Ku tertidur pulas di hitamnya mimpi burukku
Akankah ku sanggup terbangun kembali

Menatap cerahnya indah dalam hidupku
Yang kini selalu ku cari tak pernah berhenti
Dan ku yakin suatu waktu akan kutemui
Seberkas cahaya yang menyinari

Reff
Jalan panjang dan berliku harus ku tempuh
Dengan kuasaMu ku memohon dan bersimpuh
Bukakanlah jalan yang ada di hadapku
Agar aku mampu menjemput harapku

Ku panjatkan tulus doa dengan sepenuh hati
Dalam harap cemas hati yang tak pernah berhenti
Mewarnai hitam putihnya kisah di hidupku
Mungkinkah sang waktu akan berpihak kepadaku

Semoga Tuhan menjawab semua
Segala doa yang ku pinta
Hingga akhirnya tercipta

Satu keinginan yang lama tak terungkapkan
Ku Tunjukkan jalanku menjemput harapku

Menatap cerahnya indah dalam hidupku
Yang kini selalu ku cari tak pernah berhenti
Dan ku yakin suatu waktu akan kutemui
Seberkas cahaya yang menyinari

Jalan panjang dan berliku harus ku tempuh
Dengan kuasaMu ku memohon dan bersimpuh
Bukakanlah jalan yang ada di hadapku
Agar aku mampu menjemput harapku


6. TAK BERTEMAN DENGAN CINTA
Kini ku mencurahkan semua fikiranku hanyalah tuk diriku
Setelah sekian lamanya diriku tak berteman dengan cinta

Cinta memang bukanlah satu satunya sumber kebahagiaan
Namun ketiadaan cinta itu adalah sebuah penderitaan

Tapi aku tak peduli semua yang terjadi dalam kisahku
Telah memahamiku akan indahnya cinta
Hatiku yang terlupakan dan lama terabaikan perhatianku
Mungkin kan ku hiasi dengan indahnya mimpi

Seribu bintang yang datang dan menghampiriku
Tiada yang dapat menerangi redupnya hatiku
Tak mengerti mengapa sampai kini aku masih sendiri

Yang ku ingin mungkin hanya semua yang terbaik
Dan aku harus memilih cinta terindah untukku
Ku mencoba meyakiniku meskipun akhirnya aku terbiasa
Tak berteman dengan cinta

Meskipun akhirnya aku tak berteman dengan cinta....


7. KU MINTA KAU MENDUA
Hatiku yang merasakan kejenuhan ini
Saat ku tak mampu tuk membuatmu bahagia
Pikirku yang tak wajar mengharapkan dirimu
Berbagi cinta dengan yang lain
Tak mengapa mungkin hati kan terima

Bukannya ku tak lagi mencintai dirimu
Hanya saja yang kurasa begini adanya
Sekian lama kau bertahan meski kuabaikan
Biar kau cari cinta yang lain
Usah kau risaukan hatiku kan rela

Reff
Tuk melepaskanmu namun tak selamanya
Hanya sesaat saja saat ku tak mampu buatmu bahagia
Andaikan nanti kuingin kau kembali
Telah kusiapkan hatiku memilikimu seutuhnya
Ku hanya kuminta kau mendua


8. INDAHNYA HUBUNGAN TANPA STATUS
Ternyata harus ku akui berat menjalani cinta tak pasti
Indah ikatan yang kurasa rela terjalin tanpa status semata
Lelah kian menghimpit hati tak semestinya menggoreskan perih
Sekian lama aku bertahan salahkah aku bila menuntut kepastianmu

Reff :
Sapatutnya aku sadari tak mungkin aku memilikimu
Karena sesungguhnya ikatan yang tlah kita sepakati
Membuat hatiku yang terluka
semakin ku tak kuasa untuk mengakhirinya

Tak berartikah semua ini ku memberi yang terbaik untukmu
Meski terkadang kubertanya dalam hatimu pernahkah kau merasa bahagia

Sekiranya ku takkan bisa berikan kepastian untukmu
Biar keadaan ini berjalan seperti adanya
Memaksa hatimu tak bedaya
menjalani hubungan tanpa status semata

Interloud :
Demi waktu yang bergulir diantara kita
Mungkin kan terluluhkan hati oleh ketulusan cintamu yang meyakiniku


9. BINTANG HATIKU
Pahamilah aku mungkin kini tlah berubah
Menjadi seperti yang kau inginkan karena kutahu kau mengharapkan
Kesetiaan yang sekian lama terabaikan
diriku tlah membuat kecewa kan hatimu dan kau pun terluka

Reff :
Maafkanlah aku semua salahku telah menduakan cintamu
Kini kusadari kau sungguh berarti di setiap langkahku
karna kau bintang hatiku

Mengertilah keadaan ini sewajarnya
Tak harus buat kita terpisah kan menjadi lembaran kenangan
Sepatutnya kuawali semua ini dengan menyerahkan hatiku abdikan
Tuk menebus semua kesalahan

Terbukalah hatimu untuk menerimaku
mengharapkan dan tak hentinya kumemohon


10. JANJI
Saat kubuka hati yang lama tertutupi
Terasa enggan dan bimbang jiwaku
Baru aku mencoba setelah ku berjanji
Menantikan cinta yang lama pergi

Ingin kuisi hati dengan cinta yang baru
Agar sepi tak kurasakan lagi
Namun masih teringat aku akan setia
Menunggumu sampai waktunya tiba

Reff :
Kau kembali memberi perhatianmu
Ketika aku disini terabaikan
Maafkan aku jika kau tak kembali
janji yang sempat terucap kan ku ingkari


11. AKU RELA
sungguh berat ku rasakan
saat kau putuskan meninggalkan aku
dari hatiku terdalam
jujur ku tak sanggup tuk kehilanganmu

jika memang ini terbaik untukmu
biar ku mencoba merelakanmu
aku tak mengapa asal kau bahagia
sungguh aku rela

namun apalah dayaku
mungkin telah menjadi pilihanmu
tak terasa air mata ini jatuh
menambah kepedihanku

jika memang ini terbaik untukmu
biar ku mencoba merelakanmu
aku tak mengapa asal kau bahagia
sungguh aku rela

jika memang ini terbaik untukmu
biar ku mencoba merelakanmu
aku tak mengapa asal kau bahagia
sungguh aku rela

jika memang ini terbaik untukmu
biar ku mencoba merelakanmu
aku tak mengapa asal kau bahagia
sungguh aku rela, sungguh aku rela


12. TAK RELA
Andaikan saja kau mau mengerti
Tentang perasaanku selama ini
Yang tak menginginkan kamu trus merasa
Hati dipenuhi rasa curiga

Coba kau pahami keadaanku
Ku hanya menguji kesabaranmu
Ternyata kau tlah salah menilaiku
Kau tinggalkanku untuk cinta yang baru

Sesungguhnya aku tak rela
Melihat kau dengannya
Sungguh hati terluka

Cukup puas kau buat diriku
Merasakan cemburu
Kembalilah padaku

Bukan ku menarik ulur hatimu
Salahkah jika ku mengharapkanmu
Ku tahu hatimu hanya untukku
Kau bersamanya pelarian semata

Sesungguhnya aku tak rela
Melihat kau dengannya
Sungguh hati terluka

Sesungguhnya aku tak rela
Melihat kau dengannya
Sungguh hati terluka


13. BAGAI MERPATI
Lama ku nanti tak jua engkau kembali
Resah hatiku terbuai alunan rindu
Sedangkan aku di sini masih saja untukmu
Di saat aku bertahan dalam

Oh bagai merpati yang terbang
Tak tahu arah tuk pulang, kembali dalam sangkarnya
Oh begitu pula dirimu yang pergi meninggalkanku
Tak kembali sampai kini ku mampu hidup sendiri

Selama ini tak pernah aku bayangkan
Kepergianmu telah menyiratkan kenangan
Terkadang aku di sini meragukan setiamu
Mungkinkan itu terjadi karena kau jauh dariku

Oh bagai merpati yang terbang
Tak tahu arah tuk pulang, kembali dalam sangkarnya
Oh begitu pula dirimu yang pergi meninggalkanku
Tak kembali sampai kini ku mampu hidup sendiri

Oh bagai merpati yang terbang
Tak tahu arah tuk pulang, kembali dalam sangkarnya

Oh bagai merpati yang terbang
Tak tahu arah tuk pulang, kembali dalam sangkarnya
Oh begitu pula dirimu yang pergi meninggalkanku
Tak kembali sampai kini ku mampu hidup sendiri
Ku mampu hidup sendiri, ku mampu hidup sendiri


14. TERLANJUR MENCINTAI
Ingin aku jujur untuk bicara
Mengungkapkan untaian rasa
Sekian kali pernah aku mencoba
Namun takut sampai menyakitimu

Lama persahabatan ini terjalin dengan indah
Tak mungkin ku akhiri hanya karena mencintaimu

Maafkan diriku tak mampu
Membatasi rasa yang sewajarnya
Terlanjur mencintai, sungguh ingin diriku
Menjadikanmu seorang kekasih

Seandainya kamu mengerti apa
Yang tersimpan dalam perasaanku

Aku tak ingin menghancurkan lama persahabatan
Bila harus bertahan kan ku jalani tanpa kepastian

kian hari semakin aku terbuai
Rasa itu telah tumbuh bersemi

Maafkan diriku tak mampu
Membatasi rasa yang sewajarnya
Dari hati seorang sahabat
Yang mendamba sebuah ketulusanmu

Terlanjur mencintai, sungguh ingin diriku
Menjadikanmu seorang kekasih, seorang kekasih


15. JODOH TAK KEMANA
Ku putuskan pergi meninggalkanmu kekasih
Aku pergi bukan karena ku tak cinta lagi
Tak ada baiknya jika memaksakan ini
Apalagi sampai ku ajak kau kawin lari

Kata orang cinta itu tak harus saling miliki
Kalaulah memang benar kita jodoh, takkan kemana

Bukan salahku ini juga bukan salahmu
Tetapi keadaan sayang karena orang tua yang tak merestui
Biarkan waktu yang kan membuktikan cintaku
Cintaku yang sabar menunggu, menunggu sampai kau menjadi milikku

Tak ada baiknya jika memaksakan ini
Apalagi sampai ku ajak kau kawin lari

Kata orang cinta itu tak harus saling miliki
Kalaulah memang benar kita jodoh, takkan kemana

Bukan salahku ini juga bukan salahmu
Tetapi keadaan sayang karena orang tua yang tak merestui
Biarkan waktu yang kan membuktikan cintaku
Cintaku yang sabar menunggu, menunggu sampai kau menjadi milikku

Bukan salahku ini juga bukan salahmu
Tetapi keadaan sayang karena orang tua yang tak merestui
Biarkan waktu yang kan membuktikan cintaku
Cintaku yang sabar menunggu, menunggu sampai kau menjadi milikku

Bukan salahku, bukan salahmu
Karena orang tua yang tak merestui

Ku putuskan pergi meninggalkanmu kekasih


16. HARI DEMI HARI
Kasih tlah lama ku nantikan
saat indah dalam hidupku
kau ada di sampingku
kasih tetaplah kau di sini
bersama kita kan memadu cinta

Ku harap kau mau mengerti
sampai saat ini tiada penggantimu
dekaplah erat diri ini
dan dengarlah kasih suara hatiku

Kasih tlah lama ku nantikan
(kasih tlah lama ku nanti)
saat indah dalam hidupku
kau ada di sampingku

Kasih tetaplah kau di sini
bersama kita kan memadu cinta

Ku harap kau mau mengerti
sampai saat ini tiada penggantimu
dekaplah erat diri ini
dan dengarlah kasih suara hatiku

Hari demi hari tlah kita lalui
dalam suka dan duka (dalam suka dan duka)
apapun yang terjadi ku takkan peduli
hanya dirimu pujaan hatiku

Ku harap kau mau mengerti
sampai saat ini tiada penggantimu
dekaplah erat diri ini
dan dengarlah kasih suara hatiku


17. SETIA SELAMANYA DENGANKU
Aku mengenal dirimu
Sedari dulu seperti itu
Tak sedikit pun ku ragu
Ku percaya apa adanya kamu

Jangan pernah berubah untuk mencintaiku
Aku pun kan selalu mencintaimu
Satu yang aku minta engkau tetap setia
Setia selamanya denganku

Walau musim telah berganti
Yakinkan hatimu takkan terbagi
Kini esok dan selamanya
Ku jaga cintaku hanya untukmu

Jangan pernah berubah untuk mencintaiku
Aku pun kan selalu mencintaimu
Satu yang aku minta engkau tetap setia
Setia selamanya denganku

Jangan pernah berubah untuk mencintaiku
Aku pun kan selalu mencintaimu
Satu yang aku minta engkau tetap setia
Setia selamanya denganku

Jangan pernah berubah untuk mencintaiku
Aku pun kan selalu mencintaimu
Satu yang aku minta engkau tetap setia
Setia selamanya denganku


18. JALAN TERBAIK
Apa yang terjadi di dalam cintaku
Hingga kamu berubah sikapmu
Tak seperti kamu yang ku kenal dulu

Kini aku tak begitu berarti bagimu
Tak bisa ku redam semua amarahmu
Jujur tak sanggup lagi, aku menyerah

Dan biarkan ku pergi meninggalkan dirimu
Walau berat untukku kehilangan cintamu
Dan biarkan ku pergi melepaskan dirimu
Walau berat untukku kehilangan cintamu

Kini aku tak lagi begitu berarti bagimu
Tak bisa ku redam semua marahmu
Jujur tak sanggup lagi, aku menyerah

(apa yang terbaik, apa yang terbaik)

Dan biarkan ku pergi meninggalkan dirimu
Walau berat untukku kehilangan cintamu

Mungkin inilah jalan yang terbaik
Cinta ini relakan berakhir sampai di sini
Inilah jalan yang terbaik
Relakan berakhir sampai di sini

Apa yang terjadi di dalam cintaku


19. CARAKU MENYAYANGIMU
ajari aku tuk memahami hatimu
yang tak dapat ku mengerti
tentang sesuatu yang kau ingin dariku

haruskah kau mempertanyakan semua
kesetiaan yang ku miliki
di saat ragu datang menghampirimu

ternyata kau salah menilai segalanya
sifat dan sikapku yang selalu apa adanya

aku tak punya hati tuk mengabaikan dirimu
akupun tak setengah hati untuk mencintaimu
jangan kau kira ku selalu terdiam tak peduli
karena tanpa kau sadari di belakangmu aku perhatikanmu

bagaikan angin yang berhembus perlahan
dapat kau hirup dan kau rasa
namun tak nampak dan tak terlihat mata

begitu caraku tuk menyayangimu, mengungkapkan perasaanku
sedari dulu ku tak ingin kau tahu

aku tak punya hati tuk mengabaikan dirimu
akupun tak setengah hati untuk mencintaimu
jangan kau kira ku selalu terdiam tak peduli
karena tanpa kau sadari di belakangmu aku perhatikanmu

aku tak punya hati tuk mengabaikan dirimu
akupun tak setengah hati untuk mencintaimu
jangan kau kira ku selalu terdiam tak peduli
karena tanpa kau sadari di belakangmu aku perhatikanmu


20. BAHAGIA TANPAMU
selalu ku bayangkan
tentang indahnya masa depan denganmu
apa yang terjadi
kini semua harus berakhir tanpamu

sungguh berat jika ku rasakan
namun aku mencoba untuk merelakanmu

keputusanmu ini bukan alasan
ini yang menguatkan aku untuk bertahan
meskipun sulit hidup dalam kesendirian
aku bahagia tanpamu

apa yang terjadi
kini semua harus berakhir tanpamu

sungguh berat jika ku rasakan
namun aku mencoba untuk merelakanmu

sungguh berat jika ku rasakan
namun aku mencoba untuk merelakanmu

kepergianmu ini menjadi sesuatu yang begitu berarti
untuk hidupmu dan juga hidupku


21. CARAKU MENSYUKURI (2008)
sembah sujudku padaMu Yaa Rabbi
mengharap berkah di Ramadhan ini
mulianya bulan terindah dari seribu bulan
penuh ampunan

terimalah doa setulus hati
dari niat puasa yang kujalani
ikhlas ku khusyukan ibadah shalatku
dan perbanyak amal

reff:
sebulan hariku dengan menyebut
namaMu Yaa Allah
semoga senantiasa memberiku kekuatan

caraku mensyukuri nikmatnya hidupku
kan ku abdikan hingga suci lahir bathin
raih kemenangan

22. TAUBAT (2010)
Dlam setiap nafas yang ku hembuskan
Rasa syukurku panjat dan ku pasrahkan
Selagi ku bisa Hidup dan bernyawa
Tulus menyembahMu Ya Allah

Tak terbayang bila esok terbangun pagi
Nafasku terhenti Jiwa dan raga mati
Tiada lagi kesempatan bertaubat
Menghapus dosaku

Ya Allah ampunilah aku
Sungguh tak berdaya ku dihadapanMu
Tuntunlah aku dalam jalan ridhoMu
Selamatkan aku Di dunia dan akhiratMu

Astaghfirullah Rabbalbaroya
Astaghfirullah Minalkhatoya

Ya Allah ampunilah aku
Sungguh tak berdaya ku dihadapanMu
Tuntunlah aku dalam jalan ridhoMu
Selamatkan aku Di dunia dan akhiratMu19. CARAKU MENYAYANGIMU
ajari aku tuk memahami hatimu
yang tak dapat ku mengerti
tentang sesuatu yang kau ingin dariku

haruskah kau mempertanyakan semua
kesetiaan yang ku miliki
di saat ragu datang menghampirimu

ternyata kau salah menilai segalanya
sifat dan sikapku yang selalu apa adanya

aku tak punya hati tuk mengabaikan dirimu
akupun tak setengah hati untuk mencintaimu
jangan kau kira ku selalu terdiam tak peduli
karena tanpa kau sadari di belakangmu aku perhatikanmu

bagaikan angin yang berhembus perlahan
dapat kau hirup dan kau rasa
namun tak nampak dan tak terlihat mata

begitu caraku tuk menyayangimu, mengungkapkan perasaanku
sedari dulu ku tak ingin kau tahu

aku tak punya hati tuk mengabaikan dirimu
akupun tak setengah hati untuk mencintaimu
jangan kau kira ku selalu terdiam tak peduli
karena tanpa kau sadari di belakangmu aku perhatikanmu

aku tak punya hati tuk mengabaikan dirimu
akupun tak setengah hati untuk mencintaimu
jangan kau kira ku selalu terdiam tak peduli
karena tanpa kau sadari di belakangmu aku perhatikanmu


23. JALAN TERANGMU (2011)
ya Allah tunjukkanlah jalan
yang lurus di jalan ridho-Mu
berikan cahaya terang-Mu
menyinari di setiap gelapku

kemana kakiku melangkah
saat sesat di persimpangan
temaniku tentukan arah
cahaya terangmu tunjukkan jalan

aku bukan manusia sempurna
yang tak pernah luput dari dosa
ya Allah semua aku pasrahkan
tuntunlah jalanku dalam kebenaran

kemana kakiku melangkah
saat sesat di persimpangan
temaniku tentukan arah
cahaya terangmu tunjukkan jalan

aku bukan manusia sempurna
yang tak pernah luput dari dosa
ya Allah semua aku pasrahkan
tuntunlah jalanku dalam kebenaran

Allah Tuhanku Maha Pemurah
hanya pada-Mu aku berserah
ku bertaubat memohon ampun-Mu
selamatkan aku hingga ke surga-Mu


24. AMPUNI AKU (2012)
Ku bukanlah manusia sempurna
Dan ku tak luput dari dosa di hadapanMu ya Allah
Aku banyak lakukan kesalahan
Tak mematuhi kewajiban dan mengabaikan laranganMu ya Allah

Ku bertaubat padamu ya Allah tuhanku, ampunilah aku
Ampuni segala dosa, kesalahan hamba yang jauh dariMu
Bila aku terlupa padaMu, ku mohon ingatkan aku
Jangan biarkan aku terus jatuh ke dalam lembah yang keruh
Allah tuhanku ampuni aku

Aku banyak lakukan kesalahan
Tak mematuhi kewajiban dan mengabaikan laranganMu ya Allah

Ku bertaubat padamu ya Allah tuhanku, ampunilah aku
Ampuni segala dosa, kesalahan hamba yang jauh dariMu
Bila aku terlupa padaMu, ku mohon ingatkan aku
Jangan biarkan aku terus jatuh ke dalam lembah yang keruh
Allah tuhanku ampuni aku, Allah tuhanku ampuni aku


25. TAKKAN TERGANTI
Sayang dengarkan aku ingin bicara
Tentang sesuatu yang sedang kau rasa
Cemburumu padaku yang berlebihan
Ku tahu karena kau takut kehilangan

Wajar bila ku bertanya kali ini
Dimana kasihmu yang selalu kau beri
Seolah kini kau tak lagi peduli
Membuat aku tiada berarti

Maafkan bila kini ku harus membuatmu menangis
Salahku yang terlalu egois, tak pernah aku mengerti kamu
Andai saja kau tahu ku hanya butuh perhatianmu
Karena kau yang ada di hati takkan terganti

Sekian lama kisah ini terjalin
Tak pernah terfikir ada cinta lain
Sudah seharusnya hatiku percaya
Menjaga untuk selalu setia

Maafkan bila kini ku harus membuatmu menangis
Salahku yang terlalu egois, tak pernah aku mengerti kamu
Andai saja kau tahu ku hanya butuh perhatianmu
Karena kau yang ada di hati takkan terganti

Andai saja kau tahu ku hanya butuh perhatianmu
Karena kau yang ada di hati takkan terganti
Takkan terganti, kau takkan terganti
Takkan terganti, kau takkan terganti, takkan terganti

26. CINTA KANDAS TIADA TERBALAS
Ku terdiam didalam lamunan
Lamunanku menerawang ke masa silam
Saat aku mencoba bertahan
Di dalam kisah cinta yang selalu kubanggakan

Jauh sudah kita t'lah melangkah
Tetapi akhirnya kandas juga

Oh.. mengapa aku selalu gagal dalam bercinta
Mengapa percintaanku tak bertahan lama
Merana hampa hati kini yang Aku rasa
Cintaku kandas tiada terbalas

Saat aku mencoba pertahankan
Cintaku yang tulus padamu dan aku banggakan

Jauh sudah kita t'lah melangkah
Tetapi akhirnya kandas juga

Oh.. mengapa aku selalu gagal dalam bercinta
Mengapa percintaanku tak bertahan lama
Merana hampa hati kini yang Aku rasa
Cintaku kandas tiada terbalas

Jauh sudah kita t'lah melangkah
Tetapi akhirnya kandas juga

Oh.. mengapa aku selalu gagal dalam bercinta
Mengapa percintaanku tak bertahan lama
Merana hampa hati kini yang Aku rasa
Cintaku kandas tiada terbalas

Oh.. mengapa aku selalu gagal dalam bercinta
Mengapa percintaanku tak bertahan lama
Merana hampa hati kini yang Aku rasa
Cintaku kandas tiada terbalas

Cintaku kandas tiada terbalas

27. TAK SELAMANYA SELINGKUH ITU INDAH 2
sekian lama waktu berlalu
pedihnya hati menyadarkanku
tentang arti sebuah kesetiaan
yang ternodai perselingkuhan

betapa terlarang cintaku ini
rela terjalin meski tersembunyi
masihkah sanggup untukmu bertahan
meski ini tanpa kepastian

ku takkan memaksa engkau
meninggalkan dia, berpaling kepadaku
jika memang cintamu hanyalah untuk dia
ku tahu diri hanya selingkuhanmu saja

namun takkan selamanya
ikatan yang ku rasa akan seindah ini
dan sebelum akhirnya semua terungkap juga
perselingkuhan ini harus diakhiri

biarkanlah semua jadi rahasia
aku yang kan mengalah
karena tak selamanya selingkuh itu indah

ku takkan memaksa engkau
meninggalkan dia, berpaling kepadaku
jika memang cintamu hanyalah untuk dia
ku tahu diri hanya selingkuhanmu saja

namun takkan selamanya (ikatan yang ku rasa)
ikatan yang ku rasa akan seindah ini
dan sebelum akhirnya semua terungkap juga
perselingkuhan ini harus diakhiri

betapa terlarang cintaku ini


28. LAA TAHZAN
Allah maha besar tempat ku mengadu
Tentang keluh kesah yang ada di hatiku
Bila ku bersedih ku berserah padaMu
Allah kan mendengar Do'aku

Janganlah bersedih Janganlah menangis
Pasrahkan saja semua padaNya
Tak ada masalah yang Allah berikan
Tanpa mampu kita menghadapinya

Sesungguhnya Allah bersama kalian
Setia menemani dalam kesedihan
Berdo'alah jika hatimu tersakiti
Allah kan menjawab do'amu pasti

La Tahzan...


29. DO'A UNTUK IBU DAN BAPAK
begitu besar pengorbanan engkau
siang malam tanpa lelah membesarkan aku
dengan kasih sayangmu tanpa mengharap balas
tak hanya tangisan dan darah, nyawapun kau pertaruhkan

di dalam setiap doa ku panjatkan untuknya
karena aku tak ingin menjadi durhaka

ya Allah Tuhanku ampuni aku, ampuni dosa ibu dan bapakku
sayangi mereka seperti menyayangiku di waktu kecil
bukakanlah lebar pintu surgaMu, jauhkan dari api nerakaMu
ku bersujud bersimpuh di dalam doaku

terima kasihku atas tulusnya cinta
yang tak mungkin kan terbalaskan dengan apapun juga

di dalam setiap doa ku panjatkan untuknya
karena aku tak ingin menjadi durhaka

ya Allah Tuhanku ampuni aku, ampuni dosa ibu dan bapakku
sayangi mereka seperti menyayangiku di waktu kecil
bukakanlah lebar pintu surgaMu, jauhkan dari api nerakaMu
ku bersujud bersimpuh di dalam doaku

di dalam setiap doa ku panjatkan untuknya
sungguh aku tak ingin menjadi durhaka

ya Allah Tuhanku ampuni aku, ampuni dosa ibu dan bapakku
sayangi mereka seperti menyayangiku di waktu kecil
bukakanlah lebar pintu surgaMu, jauhkan dari api nerakaMu
ku bersujud bersimpuh di dalam doaku

ya Allah Tuhanku ampuni aku, ampuni dosa ibu dan bapakku
sayangi mereka seperti menyayangiku di waktu kecil
bukakanlah lebar pintu surgaMu, jauhkan dari api nerakaMu
ku bersujud bersimpuh di dalam doaku
ku bersimpuh berbakti di dalam doaku


30. SELAMAT DUNIA AKHIRAT
hidup ini hanya satu kali kawan
tak perlu kau sia-siakan
karena hidup adalah anugerah

dunia ini tempat persinggahan
tak akan pernah ada yang kekal
hidup ini hanya sementara

manusia diciptakan Allah
untuk menyembahNya
dalam ketaatan dengan berpedoman
ajaran Al Qur'an

jalankan semua perintahNya, jauhi laranganNya
insyaallah selamat dunia ahirat

akhir hidup yang tengah kita jalani
dari lahir jodoh hingga mati
semua Allah yang menentukan

manusia diciptakan Allah untuk menyembahNya
dalam ketaatan, dengan berpedoman ajaran Al Qur'an
jalankan semua perintahNya, jauhi laranganNya
insyaallah selamat dunia ahirat

manusia diciptakan Allah untuk menyembahNya
dalam ketaatan, dengan berpedoman ajaran Al Qur'an
jalankan semua perintahNya, jauhi laranganNya
insyaallah selamat dunia ahirat, insyaallah selamat dunia ahirat


31. SABAR
Ku pernah Merasakan
Arti sebuah kehilangan
Aku pernah Merasakan sebuah
Getirnya cobaan

Semua tlah ku jalani
Yang membuatku mengerti
Namun ku tak pernah kehilangan-Mu Tuhan

Ku pasrahkan semua ini Hanya pada-Mu
Tiada tempat ku meminta Selain pada-Mu
Setiap do'a Ku mengagungkan nama-Mu
Ya Allah Tuhanku Ampuni semua dosaku

Karena hidup ini Adalah kehendaknya
Dan semua pasti ada hikmahnya
Mungkin ku tak pandai bersyukur

Ku pasrahkan semua ini Hanya pada-Mu
Tiada tempat ku meminta Selain pada-Mu
Setiap do'a Ku mengagungkan nama-Mu
Ya Allah Tuhanku Ampuni semua dosaku

Lindungilah hamba-Mu dari Mara bahaya
Segala ujian dan derita Ikhlasku terima
Jika itu bisa menghapus Semua dosa
Ujian yang besar Ku jalani dengan sabar

Ikhlas ku bersyukur Menghadapi Dengan sabar


32. MUHAMMAD
Muhammad Ya Rasul nabiku
Penerang Cahaya hidupku
Pemberi arah di jalanku
Muhammad Suri tauladanku

Muhammad Telah di utus Tuhan
Sebagai nabi akhir zaman
Rahmat bagi semesta alam
Petunjuk jalan kebenaran

Ya Rasulullah Shalawat dan salam
Sang Rasul Nabi seluruh alam
Nabi Muhammad Nabi kita semua
Penerang hidup kita di dunia

Muhammad Ya Rasul nabiku
Penerang cahaya hidupku
Pemberi arah di jalanku
Muhammad Suri tauladanku

Ya Rasulullah Shalawat dan salam
Sang rasul bagi seluruh alam
Nabi Muhammad Nabi kita semua
Penerang hidup kita di dunia

Allahumma Shalli'ala Saidina Muhammad
Wa'ala Alihi Wasahbihi Wasallim
Allahumma Shalli'ala Saidina Muhammad
Wa'ala Alihi Wasahbihi Ajma'in

Ya Rasulullah Shalawat dan salam
Sang Rasul Nabi seluruh alam
Nabi Muhammad Nabi kita semua
Penerang hidup kita di dunia

Ya Rasulullah Shalawat dan salam
Sang Rasul Nabi seluruh alam
Nabi Muhammad Nabi kita semua
Penerang hidup kita di dunia

33. RUKUN ISLAM

 sebagai seorang muslim
kita wajib tahu Rukun Islam
kadi orang taqwa dan beriman
dapat pahala dan mengamalkan

Rukun Islam itu ada lima
satu syahadat, dua mendirikan sholat
tiga tak lupa membayar zakat

empat ikut berpuasa
selama bulan suci Ramadhan
lima menunaikan ibadah haji
bagi orang yang mampu

sebagai seorang muslim, kita wajib tahu Rukun Islam
jadi orang taqwa dan beriman, dapat pahala dan mengamalkan

Rukun Islam itu ada lima
satu syahadat, dua mendirikan sholat
tiga tak lupa membayar zakat
empat ikut berpuasa selama bulan suci Ramadhan
lima menunaikan ibadah haji bagi orang yang mampu

Rukun Islam itu ada lima
Satu syahadat, dua mendirikan sholat
tiga tak lupa membayar zakat
empat ikut berpuasa selama bulan suci Ramadhan
lima menunaikan ibadah haji

rukun Islam itu ada lima, amalkanlah
satu syahadat, dua sholat, ketiga membayar zakat
empat ikut berpuasa selama bulan suci Ramadhan
lima menunaikan ibadah haji bagi orang yang mampu, amalkanlah Rukun Islam

34. SEKILAS BAYANGMU HADIR

bergemuruh di pantai
menyibak kesunyian hati
yang terpenjara sepi

langkah kaki terkulai
menantikan hadirmu
dan tatapan mataku kosong
tak percaya kau pergi

birunya langit ini
tiada mencerahkanku
semakin aku terpuruk
karna kehilanganmu

sekilas bayangmu hadir
menampakkan wajahmu
dan kau memberikan senyuman
yang menyadarkan aku

tiba-tiba kau ulurkan tangan sebagai tanda
salam terakhir perpisahan
pergi tuk slamanya

mungkin pelan perlahan
ku harus merelakan
melepas kepergian engkau
semoga tenang disana

tak pernah terbayangkan
kau pergi tanpa pesan
meninggalkan kenangan
yang sulit kulupakan

sekilas bayangmu hadir
menampakkan wajahmu
dan kau memberikan senyuman
yang menyadarkan aku

tiba-tiba kau ulurkan tangan sebagai tanda
salam terakhir perpisahan
pergi untuk slamanya

(kau pergi untuk selamanya tinggalkan aku)

sekilas bayangmu hadir
menampakkan wajahmu
dan kau memberikan senyuman
yang menyadarkan aku

tiba-tiba kau ulurkan tangan sebagai tanda
salam terakhir perpisahan
pergi tuk slamanya
pergi tuk slamanya


Jumat, 14 Oktober 2016

kata-kata

AKU RELA ketika semuanya harus berakhir, jika ini menjadi yang terbaik bagimu dan bisa membuatmu lebih bahagia, akan ku terima kenyataan itu, Namun jangan pernah berpikir dengan berakhirnya jalinan ini akan mengakhiri rasa cinta dan kesetiaanku padamu.. Akulah orang pertama yang TAK RELA jika melihat hatimu tersakiti dan terluka, mungkin sekarang kubiarkan kau lepas bebas BAGAI MERPATI yang terbang melayang sesuka hatimu, kau bisa mendapatkan apa yang kau mau dan mencari jati dirimu, tapi percayalah kau takkan menemukan cinta dan kesetiaan sesempurna yang ku miliki, kau akan menyadari betapa semua itu sungguh berarti di saat kau telah kehilangannya... Aku t'lah TERLANJUR MENCINTAIMU, jika takdir harus berbicara lain, biarkanlah waktu yang akan menjawab semuanya, disini aku hanya ingin membuktikan seberapa besar kekuatan cinta mampu mengalahkan semuanya, meskipun kita tak bisa bersatu, Setidaknya aku sudah berusaha sebisa mungkin, karna seperti sebuah pepatah "kalau JODOH TAK KEMANA, Bukankah cinta tak harus saling memiliki..?" HARI DEMI HARI pernah kita lewati bersama dalam suka duka, aku cukup mengenalmu, bagaimanapun juga kau pernah mengisi hatiku dan menghiasi keindahan di dalam kesendirianku. Dalam satu purnama ku pernah melihat bintang yang berpijar jatuh di hadapanku, Seketika kumeminta agar kau bisa SETIA SELAMANYA DENGANKU, sampai musim terus berganti aku berharap tiada yang berubah, karena aku tak pernah ragu dan percaya apa adanya kamu... Kini semuanya telah usai kau telah memilih JALAN TERBAIK untuk merelakan cinta ini harus berakhir sampai disini, keputusanmu bukanlah sebuah alasan untuk aku tidak bertahan, Satu hal yang harus kau tahu inilah CARAKU MENYAYANGIMU, aku diam bukan tak peduli, di belakangmu aku tetap memperhatikanmu. Bagiku mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan, aku banyak belajar tentang arti kesetiaan yang sesungguhnya tanpa harus berkhianat dan terkhianati atau ingkar dan mengingkari, Karena sekali mencinta aku akan tetap mencinta, meski aku harus BAHAGIA TANPAMU...' 



#Andi_Derisman "MERPATI BAND"

Selasa, 03 Maret 2015

LEE SEUNG GI

II Wonderful Life Is My Destiny To Find My True Love ( Part 12 )
“Lee Seung Hyun, bagaimana ini? Aku mulai bergantung padamu, aku mulai takut kehilanganmu, apakah….”
“tanpa aku sadari, aku mulai mencintaimu?”
“eohh?” Seung Hyun akhirnya bangun, dia tidak menyangka kalau Na Rin sudah bangun, “bagaimana keadaanmu?” Seung Hyun sentuh dahi Na Rin untuk mengecheck kondisinya “sudah tidak demam”
“terima kasih” ucap Na Rin tulus seraya melepaskan diri dari pelukan Seung Hyun, keduanya mendadak canggung
“hari ini tidak usah kuliah, lagipula kita juga sudah kesiangan” ucap Seung Hyun sembari beranjak dari ranjang dan membereskan alat kompres
Karena kondisi Na Rin yang sudah lebih baik, maka dia tetap menyiapkan makan pagi untuk suaminya, bahkan senyum jahilnya mengembang merencanakan sesuatu dibenaknya
“apa ini?” Seung Hyun ternganga melihat menu makan pagi yang disiapkan istrinya karena nasinya dicampur sayuran yang sudah dipotong kecil-kecil
“nasi campur” jelas Na Rin berseri-seri
“tidak mau” jawab Seung Hyun cepat, “kau tau kan aku tidak suka sayur, kenapa kau malah membuat nasinya warna warni dengan sayur?” ucap Seung Hyun manyun
“ini enak” jawab Na Rin.. “aaaa” dia tuntun Seung Hyun untuk membuka mulut saat dia menyodorkan nasi dimulut Seung Hyun
“hyaa Na Rin aku tidak suka” keluh Seung Hyun dengan bibir merengut
“ayo makan” Na Rin terus menyodorkan makanan di mulut Seung Hyun yang terkunci rapat, “aku sudah capek-capek buat sarapan tapi kau malah tidak makan” Na Rin memasang wajah sedih berharap suaminya luluh
“aaaa” walaupun agak terpaksa akhirnya Seung Hyun membuka lebar mulutnya untuk melahap makanan yang disuapi istrinya
“whohh Seung Hyun pintar sudah bisa makan sayur” Na Rin sengaja mengusap kepala suaminya bak memberikan pujian pada anak kecil
“ishh kau ini” Seung Hyun ikut tersenyum kecil karena candaan istrinya, “kau juga makan” Seung Hyun balas menyuapi istrinya
Suasana makan pagi itu terasa nyaman sambil diselingi obrolan ringan
“aku perhatikan kau suka sekali makan, tapi kau juga selalu bilang masih lapar” ucap Seung Hyun sambil mengunyah makanannya, dia mulai menikmati makanan yang dibuat istrinya yang didominasi sayuran
“aku makan bukan untuk diriku sendiri tapi juga untuk bayi kita” jawab Na Rin sambil menyantap sepotong ayam goreng dengan tangannya, “aku juga tidak tau kenapa kalau bersamamu aku suka sekali makan” lanjutnya
”apa kau pikir aku ini meja makan, jadi setiap melihatku kau ingin makan”
“hahahhaa” Na Rin malah tertawa kecil, “kau bukan meja makan, tapi rice cooker” seloroh Na Rin
“kau benar-benar keterlaluan” Seung Hyun menyipitkan matanya pada Na Rin yang masih tertawa geli
Setelah menikmati makan pagi, mereka memanfaatkan waktu untuk mengerjakan tugas kuliah mereka yang sudah sampai tahap membuat maket. Seung Hyun perhatikan Na Rin yang sangat telaten dan serius menyusun maket, pandangan Seung Hyun tak berkedip menatap lekat istrinya yang sangat cantik dalam penglihatannya
“Han Na Rin” Panggil Seung Hyun lembut
“iya”
Seung Hyun malah menelan ludahnya saat istrinya menoleh, dia alihkan pandangannya ke bibir Na Rin, ada hasrat menggebu untuk bisa mencium bibir mungil itu. Seung Hyun genggam tangan Na Rin, tatapannya lekat, nada bicaranya serius
“Han Na Rin.. aku.. aku mencintaimu”
“kita jalani pernikahan kita seperti pasangan pada umumnya” lanjut Seung Hyun sembari mendekatkan wajahnya, “kita saling mencintai, kita saling berbagi, kita juga tidak perlu tidur terpisah”
Na Rin tidak merespon Seung Hyun, dia tidak mengiyakan tapi juga tidak menolak hal itu
“kita juga bisa melakukan apa yang harus dilakukan suami istri” Seung Hyun semakin mendekatkan wajahnya, kalimatnya terkias menuntut kebutuhan batin, dia sudah memanyunkan bibirnya untuk bersiap mendaratkan sebuah ciuman dibibir Na Rin, namun….
“kau itu sedang apa sih?”
Seung Hyun langsung tersadar karena Na Rin menepuk pipinya, bayangan kemesraan yang dia bangun lenyap seketika
“jangan-jangan kau membayangkan hal jorok ya?” Na Rin menyipitkan matanya dengan tatapan curiga
“hyaaa !!” suara Seung Hyun meninggi membantah dugaan Na Rin, “kau jangan bicara sembarangan ya”
“lalu kenapa bibirmu manyun begitu? pasti kau membayangkan ciuman kan? jangan-jangan semalam kau mengambil kesempatan waktu tidur di ranjangku” lanjut Na Rin penuh selidik
“aku sudah menolongmu” sanggah Seung Hyun, “semalam kau itu menggigil seperti orang yang hidup di kutub, lagipula apa salahnya kalau kita tidur bersama, kita kan sudah menikah”
“aku tidak mau kau manfaatkan” jawab Na Rin, “kita bersama karena bayi, kita juga sudah sepakat hal ini”
“aku tau” jawab Seung Hyun ketus, “apa kau pikir aku adalah laki-laki yang hanya menginginkan kehangatan istrinya diatas ranjang?”
“siapa yang tau apa yang ada dalam pikiranmu” cibir Na Rin
“ishh kau ini…”
“Kring !!!”
Rasa kesal Seung Hyun mereda disaat handphonenya berdering, namun melihat nama di layarnya, dia juga melirik pada Na Rin, dia tidak mengangkatnya malah mematikannya
“kenapa tidak kau jawab?” tanya Na Rin ingin tau
“aku tidak kenal nomornya” Seung Hyun berkilah
“dari pacarmu?”
“hyaaa Han Na Rin, kau ini bicara apa?” sanggah Seung Hyun dengan suara tegas, “dengar ya, kau tau kan kalau aku ini sangat tampan, juga banyak wanita yang mengejar-ngejar aku, tapi aku sama sekali tidak punya hubungan dengan mereka”
“Lee Seung Hyun” kali ini Na Rin menanggapi serius, Seung Hyun pun ikut serius mendengar Na Rin dengan seksama tapi yang diutarakan Na Rin malah hal sepele
“bisakah kau tidak memuji dirimu terus-terusan? Aku bosan mendengarnya”
“mwo?” Seung Hyun melebarkan matanya
“kerjakan maket ini” lanjut Na Rin dengan suara tegas
“aku capek” keluh Seung Hyun, dia langsung beranjak dari duduknya karena tidak ingin mengerjakan maket mereka lagi, dia malah menuju ke piano dan memainkannya sedangkan Na Rin tetap melanjutkan maket mereka.
“Han Na Rin !!” sahut Seung Hyun sembari melambaikan tangannya agar Na Rin mendekat
“apa?” Na Rin menjawab dengan ketus
“sini” pinta Seung Hyun sekali lagi dari tempat dia duduk
Walau dengan agak malas, Na Rin akhirnya berjalan menghampiri Seung Hyun yang masih duduk didepan piano
“duduk” Seung Hyun menepuk tempat duduknya sebagai isyarat agar Na Rin duduk disebelahnya
“aku tidak bisa main piano” ucap Na Rin
“duduk” Seung Hyun tuntun Na Rin untuk duduk disebelahnya, “aku akan mainkan piano untukmu”
“aku sedang tidak ingin mendengarkan permainan pianomu” jawab Na Rin
“kau lebih suka kalau Kang Jun Ha yang memainkan piano untukmu !!” Seung Hyun kelepasan bicara dengan nada tinggi menandakan dia cemburu pada Jun Ha, Na Rin pun keheranan dengan sikapnya
“kau harus tetap duduk disini karena aku mau mainkan piano untuk anakku” dalih Seung Hyun dengan suara yang lebih lembut
“hah?” Na Rin terbengong dengan argument Seung Hyun
“karena anakku masih ada didalam perutmu jadi kau harus tetap duduk disini sampai aku selesai bermain piano” jelas Seung Hyun, tanpa basa basi dia usap perut Na Rin “baby Lee, dengarkan ayah bermain piano ya, kau pasti suka”
“baby Lee?” batin Na Rin, dia menahan senyumnya mendengar panggilan Seung Hyun untuk calon bayi mereka
Seung Hyun mulai memainkan pianonya, Na Rin juga hanya senyum-senyum saja duduk disebelah Seung Hyun, lama-kelamaan dia mulai ikut menekan tuts piano, Seung Hyun tuntun Na Rin untuk belajar bermain piano, bahkan tidak ada rasa canggung lagi saat tangan mereka saling bertumpu dalam menekan setiap tuts piano
Kedekatan mereka menciptakan sensasi lain bagi Seung Hyun, setelah lagu berakhir, Seung Hyun tidak melepaskan genggaman tangannya dari Na Rin, perlahan-lahan dia memberanikan diri membelai wajah Na Rin sekaligus menyibakkan anak rambut yang jatuh didahi Na Rin.
Na Rin hanya diam atas perlakuan Seung Hyun, dia tidak menghindari Seung Hyun bahkan menutup matanya saat Seung Hyun mencium bibirnya, ciuman keduanya semakin kasar, Seung Hyun tuntun Na Rin untuk berpindah ke sofa….
“Hyun?” sayup-sayup terdengar suara Na Rin menggema ditelinga Seung Hyun, tapi Seung Hyun malah terus melanjutkan buaian mimpinya sambil senyum-senyum sendiri. Mimpinya terlalu indah untuk diakhiri begitu saja.
“Lee Seung Hyun !!!!”
“brakkk” Seung Hyun terjatuh dari kursi karena Na Rin berteriak ditelinganya, “awww” dia mengaduh sambil mengusap-ngusap bokongnya tapi Na Rin malah menertawainya “hahahahaha”
“hahhhh” Seung Hyun hanya menghela napas seraya bicara dalam hatinya, “kenapa aku selalu membayangkan bermesraan dengan Na Rin?”
“sadar Seung Hyun.. sadar.” Batin Seung Hyun sambil menepuk-nepuk kepalanya
“kau kenapa?” Na Rin keheranan melihat tingkah suaminya
“pusing” jawab Seung Hyun singkat, dia berdiri lalu berjalan ke kamarnya, “aku mau ke kantor ayah saja”
“kalau begitu antarkan aku juga ke kantor ayahku, aku malas disini sendirian” sahut Na Rin
“iya” jawab Seung Hyun sambil menutup pintu kamar, “awas saja kalau hari ini dia pergi lagi dengan Jun Ha, aku benar-benar akan menghajar Jun Ha” gumamnya
*******
Victory..
“ayah?!!” Seung Hyun terhenyak saat memasuki ruangan ayahnya karena dia melihat ayahnya sudah terkulai lemas sambil dipapah beberapa orang
“ayah kenapa?” Seung Hyun mengambil alih memapah ayahnya berdiri tapi Hyun Sik hanya diam sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing sangat hebat, kondisinya terlalu lemah hingga untuk menjawab putranya saja dia tidak mampu
“tadi dia ruang rapat presdir sempat pingsan” salah satu orang kepercayaan Hyun Sik mulai menjelaskan pada Seung Hyun
Mereka tidak membuang waktu untuk membawa Hyun Sik ke rumah sakit agar cepat mendapatkan penanganan awal. Seung Hyun juga mengabarkan hal ini pada ibunya, juga pada Na Rin yang masih berada di Star Heaven.
Setibanya di rumah sakit, Seung Hyun hanya boleh menunggu didepan ruang UGD selama ayahnya mendapatkan penanganan. Tak berapa lama berselang, Ny. Lee datang dengan raut kecemasan tergambar jelas diwajahnya, air matanya sudah berlinang karena khawatir akan kondisi suaminya
“ayah tidak apa-apa bu, ibu jangan khawatir ya” Seung Hyun mencoba menenangkan ibunya sambil memeluknya.
“keluarga Tn. Lee Hyun Sik !!”
“iya !!” Seung Hyun menyahuti suara dokter yang baru keluar dari ruang UGD, “bagaimana keadaan ayah saya?” tanya Seung Hyun tidak sabar
“tidak apa-apa, Tn. Lee hanya terlalu lelah” dokter memberikan penjelasan yang cukup melegakan keluarga, “besok juga sudah boleh pulang, tapi beliau harus tetap istirahat dan tidak boleh banyak pikiran”
Hyun Sik akhirnya di pindahkan ke ruangan perawatan, disaat bersamaan Na Rin datang menjenguk bersama ayahnya
“kau kesini karena ingin melihatku disaat lemah kan?” Hyun Sik bicara sinis pada Kyung Su yang hanya berdiri disebelah Na Rin
“iya” Kyung Su menanggapi sinis, namun kalimatnya mengandung motivasi untuk saingan bisnisnya yang terbaring lemah diranjang “tidak disangka kau begitu lemah Lee Hyun Sik tapi jika terjadi sesuatu padamu, juga tidak akan menarik lagi karena aku tidak memiliki saingan setangguh presdir Victory”
Hyun Sik tersenyum tipis menjawab Kyung Su “aku tidak akan jatuh begitu saja Han Kyung Su, aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan setiap tender dengan mudah”
Semua orang yang mendengar kalimat-kalimat mereka ikut mengulum senyumnya.
“Seung Hyun” panggil Hyun Sik agar putranya lebih mendekat ke ranjangnya
“iya” Seung Hyun genggam tangan ayahnya, dengan seksama dia mendengar perkataan ayahnya “lusa tolong kau pergi ke Namwon untuk melihat proyek kita disana, paman Hong akan mendampingimu”
“iya” Seung Hyun langsung menginyakan, tidak mungkin baginya berdebat dengan ayahnya mengingat kondisi ayahnya yang memang butuh istirahat “aku akan minta izin dari kampus”
“selama kau pergi, biar Na Rin tinggal dirumah kita, kasihan kalau dia sendirian di apartement”
“tidak bisa” Kyung Su langsung menyanggah kalimat Hyun Sik, “putriku akan tinggal di rumahku”
“sudah ayah jangan mulai berdebat disini” Na Rin angkat bicara, “aku akan menginap dirumah ayah, juga di rumah ayah mertua, bergantian, hmm?”
“iya” Semua orang setuju dengan saran Na Rin.
*******
Malam sebelum keberangkatan ke Namwon, Seung Hyun melakukan packing seorang diri didalam kamarnya. Na Rin sama sekali tidak membantunya, dia malah mengurung diri dikamar dengan berbagai lamunannya
“Seung Hyun akan pergi selama seminggu, aku rasa itu sangat lama” pikirnya.
Ditengah lamunannya, handphonenya berdering, meskipun tidak mengenal nomornya tapi dia tetap menjawabnya dengan wajar namun betapa terkejutnya dia saat orang diseberang telepon menjelaskan maksudnya
“aku Shin Hye Mi, bisakah aku minto tolong agar aku bisa bicara dengan Seung Hyun?”
“kau kan bisa menghubungi handphonenya, kenapa harus menghubungiku?” tanya Na Rin
“aku sudah coba, tapi Seung Hyun tidak pernah menjawabnya, jadi aku pikir kau mau membantuku”
Na Rin terdiam, entah apa yang harus dia lakukan, ingin rasanya mengabaikan telepon itu dan tidak menyampaikannya pada Seung Hyun, ingin rasanya dia mengumpat Shin Hye Mi yang terang-terangan ingin bicara dengan suaminya tapi logikanya melarang hal itu
“tunggu sebentar” jawab Na Rin dari seberang telepon. Dia pun melangkah ke kamar Seung Hyun untuk memberikan handphonenya
“telepon dari Shin Hye Mi, dia mau bicara denganmu”
“hah?” Seung Hyun terbengong saat Na Rin menyodorkan handphonenya
Na Rin tidak berlama-lama di kamar Seung Hyun, dia langsung masuk lagi ke kamarnya karena tidak ingin mendengar pembicaraan
Seung Hyun dengan orang diseberang telepon.
“ada apa?” Seung Hyun mengawali pembicaraan dengan nada datar
Selama pembicaraan itu Seung Hyun lebih banyak diam mendengarkan Hye Mi bicara, sesekali ekpresi ketegangan tergambar diwajahnya
“Na Rin tidak akan meninggalkanku” Seung Hyun mulai menanggapi Hye Mi
“lalu bagaimana dengan Jun Ha oppa?”
“itu urusannya” jawab Seung Hyun singkat
“kau yakin Na Rin sangat mencintaimu? Kau yakin Na Rin tidak akan berpaling pada Jun Ha oppa?” tanya Hye Mi beruntun
“kenapa kau bicarakan ini padaku? Apa karena aku menolakmu? Seharusnya kau memulai hidupmu dengan bahagia di luar negeri”
“aku hanya ingin membantumu Seung Hyun, Jun Ha oppa benar-benar ingin merebut Na Rin darimu, dia sangat menyukai Na Rin. Aku tidak tau apa yang pernah terjadi dengan mereka di Amerika tapi kau pasti juga bisa melihat kalau hubungan mereka sangat dekat”
“tidak menutup kemungkinan Na Rin akan berpaling darimu kan? seberapa besar cinta Na Rin padamu? Kau sendiri yang pernah mengatakan kalau kau harus tetap bersama Na Rin karena dia mengandung anakmu, artinya Han Na Rin juga tidak pernah mencintaimu kan?”
“aku tidak tau apakah Na Rin mencintaiku atau tidak, aku juga tidak tau seberapa besar cintanya, tapi yang aku tau.. aku mencintainya” Seung Hyun mempertegas ucapannya di akhir kalimat
“aku rasa sudah tidak ada yang harus kita bicarakan Hye Mi, aku harap hubungan kita tetap baik sebagai seorang teman, selama ini aku sengaja tidak menjawab teleponmu agar kau bisa memulai hidupmu dengan baik, dan karena aku menghargai perasaan istriku, aku tidak mau menyakiti hati Na Rin”
“bepp” Seung Hyun langsung memutuskan pembicaraan tapi apa yang dikatakan Hye Mi sangat menganggu pikirannya, ditambah lagi kalau dia mengingat sikap Na Rin yang terus-terusan mengungkit kebersamaan mereka saat ini hanyalah karena tanggung jawab pada bayi mereka.
Seung Hyun menuju kamar Na Rin untuk mengembalikan handphonenya
“lain kali jangan diangkat kalau Hye Mi yang telepon” ucap Seung Hyun, “dan juga….”
Ucapan Seung Hyun terputus, kalimat yang harusnya dia utarakan malah tercekat ditenggorakannya, dia hanya mampu bicara dalam hatinya “jangan pernah berhubungan lagi dengan Kang Jun Ha, kau tidak mencintainya kan?”
Na Rin pun hanya mampu menatap Seung Hyun, batinnya bicara memendam rasa yang selama ini dia simpan rapat dihatinya “seperti apa hubunganmu dengan Shin Hye Mi? katakan kau tidak mencintainya”
*******
Na Rin mulai membagi waktunya untuk secara bergantian menginap di rumah ayahnya dan rumah orang tua Seung Hyun, meskipun begitu dia selalu menyempatkan pulang ke apartementnya dulu setelah selesai kuliah.
Kediaman Lee Hyun Sik..
Na Rin disambut hangat oleh mertuanya, dia diperlakukan bak putri sendiri bahkan terkesan dimanjakan saat sedikit saja dia merasakan mual.
“besok kau periksa ke dokter ya?” saran Hyun Sik melihat menantunya tidak berselera menyantap makan malam.
“aku tidak apa-apa yah” Na Rin menenangkan ayah mertuanya, “ini sudah biasa”
“jadi sering seperti ini?” Hyun Sik melebarkan matanya, “keterlaluan Seung Hyun, bisa-bisanya dia tidak mengurus istrinya”
“bukan begitu yah” Na Rin jadi serba salah karena ayah mertuanya salah paham
“pokoknya besok kau harus ke dokter, ayah tidak mau terjadi sesuatu padamu dan cucu ayah” sela Hyun Sik bersikeras, “biar ibu yang menemanimu” lanjutnya sembari melirik pada istrinya
“iya Na Rin” Ny. Lee sependapat dengan suaminya, “memang mual adalah hal biasa bagi wanita yang hamil muda, tapi tidak ada salahnya kita kontrol ke dokter untuk mengetahui kondisimu dan janinmu”
“hmm” Na Rin hanya bisa mengangguk pasrah mendengarkan saran mertuanya.
“cobalah untuk makan ya” Ny. Lee menyodorkan salah satu menu yang tersaji diatas meja ke piring Na Rin, “kasihan bayimu kalau tidak makan”
Makan malam bersama itu laksana keluarga bahagia, Na Rin juga tak terlihat canggung lagi bercengkrama dengan mertuanya. Setelah menikmati makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga untuk bersama-sama melihat album foto pernikahan Seung Hyun dan Na Rin yang baru diserahkan fotografer pernikahan
“nanti kita perbesar beberapa foto lalu belikan bingkai agar bisa dipajang disini dan di apartement kalian” saran Ny. Lee
“iya bu” Na Rin mengangguk setuju dibalik senyumannya yang tersungging
*******
Seperti yang telah disepakati, Ny. Lee menemani menantunya untuk kontrol kehamilan. Ny. Lee sengaja memilih rumah sakit keluarga Kang Jun Ha karena sudah percaya pada pelayanan di rumah sakit itu. Na Rin bahkan meluangkan waktu khusus dengan tidak mengikuti perkuliahan karena dia juga berencana menemui ayahnya untuk memperlihatkan foto album pernikahannya.
Siapa sangka Na Rin dan ibu mertuanya tak sengaja berpapasan dengan Kang Jun Ha saat baru keluar dari ruang ginekologi, sontak saja Jun Ha kaget apalagi setelah mendengar penjelasan Ny. Lee tentang kehamilan Na Rin.
“kenapa kau periksa hanya dengan ibu mertuamu? Seung Hyun dimana?” Jun Ha bertanya basa basi saat dia dan Na Rin berbincang di area taman rumah sakit selagi Ny. Lee menebus vitamin di apotek untuk Na Rin dan suaminya
“dia di Namwon untuk mengurus proyek Victory” jawab Na Rin singkat
“kau hamil?” tanya Jun Ha lagi memastikan, “bukankah usia pernikahanmu baru seminggu? Atau… inikah alasannya kenapa tiba-tiba kau menikah dengan Seung Hyun?” tanya Jun Ha beruntun pada Na Rin yang hanya diam tertunduk
“tepatnya sudah sepuluh hari aku menjadi istri Lee Seung Hyun” ralat Na Rin, ada seutas senyum tipis dibibirnya saat mulai menjelaskan panjang lebar “dan benar, aku sedang mengandung anaknya”
“saat pertama kali aku tau aku hamil, aku tidak tau bagaimana perasaanku, semuanya bercampur aduk, aku tidak tau harus bagaimana menghadapi semua ini, tapi dia bilang akan bertanggung jawab padaku dan anak kami”
“ itu adalah saat yang sulit karena kami harus mempertemukan keluarga kami, tapi setelah perdebatan yg hebat antara ayahku dan ayahnya, akhirnya kami bisa menemukan jalan yang terbaik yaitu dengan pernikahan. Aku tidak pernah membayangkan keluarga kami memberikan restunya, bahkan orang tua Seung Hyun menerimaku sangat baik sebagai menantu mereka”..
“sekarang aku mengerti kenapa bayi ini harus hadir diantara kami” lanjut Na Rin seraya mengusap perutnya dengan tatapan nanar, “bayi ini membuat hubungan keluarga kami lebih baik, dia bisa menyatukan dua keluarga, dia bisa melunakkan hati kakek-kakeknya”
“aku bahagia diberi kesempatan untuk mengandung bayi ini, bayiku dan Seung Hyun”
Dari ekspresi maupun cara bicara Na Rin menceritakan kisahnya dan Seung Hyun, Jun Ha seperti dapat menangkap sorot cinta yang besar “kau mencintainya ya?
“hmm” Na Rin mengangguk tidak mengingkari, “aku tidak tau apakah dia punya perasaan yang sama untukku atau tidak, tapi aku mencintainya” setetes air mata Na Rin perlahan tumpah mengeluarkan isi hatinya “aku pernah mendengar Shin Hye Mi menyatakan cintanya pada Seung Hyun, aku merasa menjadi orang yg bersalah karena menganggu hubungan mereka”
“memangnya kau sudah tau bagaimana perasaan Seung Hyun pada Hye Mi hingga punya pemikiran seperti itu ?” Jun Ha balik bertanya yang dijawab gelengan kepala dari Na Rin
“seharusnya kau bilang pada Seung Hyun tentang perasaanmu” saran Jun Ha
*******
Na Rin kembali ke apartementnya setelah selesai control kehamilan dan mengunjungi ayahnya di kantror, dia mulai merasakan kesepian lagi hingga tanpa sadar dia memilih merehatkan sejenak tubuhnya diatas ranjang Seung Hyun. Dia buka lagi album pernikahannya yang sengaja dia bawa setelah diperlihatkan pada ayahnya, dia seperti tidak bosan-bosannya memandang foto-foto pernikahannya meskipun sudah dilihat berkali-kali.
“ayahmu memang tampan” Na Rin bergumam sendiri seraya mengusap perutnya yang masih datar.. “kenapa ibu jadi merindukan ayahmu?”
“kau juga sangat nakal, setiap kali ibu makan pasti mual, apa kau hanya mau makan kalau ada ayahmu? jangan-jangan kau lebih menyayangi ayah daripada ibu ya?”
“tapi ayahmu itu juga keterlaluan, sudah tiga hari di Namwon tapi tidak pernah menghubungi ibu, kalau dia tidak khawatir pada kita setidaknya dia kan bisa basa-basi bertanya tugas kuliah kami sudah sampai mana?”
“apa ayahmu pikir ibu akan menelponnya duluan? Ibu tidak akan melakukan itu, ayahmu bisa tambah besar kepala kalau dia pikir ibu membutuhkannya, kau tau sendiri sifat ayahmu itu kan?”
Na Rin usap-usap lagi foto Seung Hyun saat mulai bergumam “cepat pulang, aku dan anak kita menunggumu”
*******
Lima hari di Namwon, akhirnya pekerjaan Seung Hyun selesai lebih cepat dari perkiraan. tapi di hari terakhirnya, dia masih menyempatkan untuk meninjau proyek bersama orang kepercayaan ayahnya karena ingin memastikan tidak ada masalah dalam pembangunan akhir
“kringg !!!”
Seung Hyun menghentikan sejenak aktivitasnya berkeliling proyek karena panggilan teleponnya
“Ada apa?” nada bicaranya ketus menjawab orang diseberang telepon yang memang tidak dia sukai
“aku di Namwon” orang diseberang telepon menyahuti, “bisa kita bertemu sebentar?”
“aku tidak ada waktu”
“aku ingin bicara soal Han Na Rin”
Seung Hyun langsung terdiam mendengar kalimat itu, tanpa membuang waktu dia menyetujui tempat pertemuan disebuah caffe yang tak jauh dari proyek Victory. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit dengan mengendarai mobilnya, Seung Hyun sudah tiba ditempat tujuan.
“cepat sekali kau datang ? apa karena aku bilang soal Han Na Rin?”
“Kang Jun Ha !!” gertak Seung Hyun dengan suara tegas, dia bahkan bicara sambil tetap berdiri menantang Jun Ha, “aku tidak akan biarkan kau merebut Na Rin dariku, aku tidak akan pernah melepaskannya”
“kau ini bicara apa?” Jun Ha menanggapi santai, “duduklah” pintanya, “aku ada sedikit urusan disini, dan kebetulan aku tau kalau kau juga sedang di Namwon, kita kan bisa mengobrol”
Seung Hyun tidak menanggapi meskipun pada akhirnya dia duduk berhadapan dengan Jun Ha.
“oh ya dua hari lalu aku bertemu dengan Na Rin”
Seung Hyun langsung menatap Jun Ha karena ucapan itu
“Na Rin datang ke rumah sakitku….”
“untuk apa dia ke rumah sakitmu?” sela Seung Hyun, kecurigaannya muncul akibat cemburu yang menghinggapi hatinya dan juga terpengaruh ucapan Hye Mi yang pernah mengatakan kalau Jun Ha akan merebut Na Rin “kau jangan macam-macam dengan Na Rin karena dia istriku, dan satu hal lagi yang harus kau tau, sekarang Na Rin sedang mengandung anakku, kau pikir bisa mendapatkan Na Rin? Kau harus berhadapan dulu denganku, awas saja kalau kau menggoda istriku, akan ku hajar kau”
“kau itu kenapa?” Jun Ha malah tersenyum geli melihat Seung Hyun cemburu buta, “aku tau kalau dia hamil, dia ke rumah sakit ku tidak sendirian, tapi bersama ibumu untuk control kehamilannya, dia bilang masih suka mual kalau makan sesuatu”
“dengar Lee Seung Hyun, aku dan Han Na Rin tidak punya hubungan apapun selain sahabat baik” Jun Ha kembali bersuara memberikan penjelasan “Na Rin seperti adikku, dan aku suka dengan hubungan yang seperti itu karena dengan begitu, Na Rin tidak akan merasa canggung saat dia butuh teman untuk berkeluh kesah”
“lalu bagaimana hubunganmu dan Hye Mi?” tanya Jun Ha meminta kepastian
“kami cuma teman” jawab Seung Hyun
“lalu bagaimana perasaanmu pada Na Rin? Apa kau bersamanya hanya karena tanggung jawabmu pada Na Rin yang sedang mengandung anakmu?”
“kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu itu?” jawab Seung Hyun acuh
“karena kalau kau tidak mencintainya, maka aku akan merebut dia darimu”
“mwo?” Seung Hyun melebarkan matanya, “hyaa Kang Jun Ha !!!”
“hahahahha” Jun Ha malah menertawai Seung Hyun, “aku bisa lihat kau mencintainya, tapi kenapa kau tidak mengatakannya pada Na Rin?”
“hah?”
“Na Rin berpikir kalau kau dan Shin Hye Mi punya hubungan special, dia merasa sudah menjadi orang ketiga yang menghancurkan hubungan kalian” jelas Jun Ha.. “karena itulah Na Rin tidak berani mengatakan perasaannya padamu, dia menyimpan rapat rasa cintanya untukmu”
“mwo?” Seung Hyun terbelalak mendengar penuturan Jun Ha, “arghkkk Han Na Rin payah, masa dia tidak tau aku mencintainya, untuk apa aku selalu mengkhawatirkannya”
“hati wanita memang sulit dipahami” gumam Seung Hyun menggerutu.. “Kang Jun Ha, aku harus pergi sekarang, aku akan kembali ke Seoul untuk bicara dengan Na Rin” Tanpa babibu Seung Hyun langsung pergi begitu saja meninggalkan Jun Ha yang terbengong “mereka itu pasangan yang aneh, saling mencintai tapi tidak pernah mengungkapkan isi hati, dan sama-sama tidak peka hati pasangannya”
“haufhttt” Jun Ha geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecil
“semoga kau bahagia Na Rin” gumamnya seraya menyeruput capuccino hangatnya.
Sedangkan di kediaman keluarga Lee..
Na Rin dan ibu mertuanya sibuk menata foto-foto pernikahan yang telah dibingkai, beberapa foto berukuran kecil dipajang dibuffet-buffet ruang tamu, sedangkan beberapa yang berukuran besar dipajang di dinding. Namun setelah selesai dengan aktivitasnya, Na Rn masih berdiam diri memperhatikan foto-foto yang sudah terpajang di buffet
“aku suka foto ini” gumam Na Rin seraya meraih foto pernikahannya dan Seung Hyun yang menghiasi buffet, dia usap perutnya mengajak bayinya berinteraksi “ayah dan ibu tersenyum bahagia di foto ini, kau juga kan?”
“kita tunggu ayahmu pulang, ayah juga belum melihat foto-foto ini, tapi pasti ayahmu akan memuji dirinya sendiri kalau dia itu sangat tampan”
“kringgg !!!”
Na Rin melebarkan matanya melihat nama di layar handphonenya seperti setengah tidak percaya pada penglihatannya sendiri, “akhirnya dia menelpon juga” gumamnya, begitu dia menjawabnya, tidak ada kalimat basa basi selain menjawab ketus
“kenapa kau baru menelponku? sebenarnya kau sedang apa disana? masa’ tidak ada waktu untuk menelponku, Apa kau tau aku harus menutupi dari ayah dan ibu seolah-olah kau rutin menelponku?”
“Han Na Rin tunggu aku ya”
Na Rin seketika berhenti mengoceh mendengar suara Seung Hyun dari seberang telepon
“aku sudah dalam perjalanan kembali ke Seoul, ada sesuatu yang ingin aku katakan”
“beep” Seung Hyun langsung memutuskan pembicaraan tanpa mendengar jawaban dari Na Rin, dia semakin memacu mobilnya karena tidak sabar untuk tiba di Seoul, beberapa mobil didepannya berhasil dia lewati namun siapa sangka dari arah berlawanan juga melintas sebuah mobil lain yang berada dijalur Seung Hyun, tanpa pikir panjang, Seung Hyun banting setir sekuat tenaga “brakkkkk !!!!”
“prankkkk !!” disaat bersamaan foto pernikahan yang dipegang Na Rin terlepas. Na Rin terpaku melihat kaca bingkai foto pernikahannya berantakan di lantai, perasaannya menjadi tak menentu dan hanya tertuju pada Seung Hyun
“Hyun..”
See You Next Time…..
·