Selasa, 03 Maret 2015

LEE SEUNG GI

II Wonderful Life Is My Destiny To Find My True Love ( Part 12 )
“Lee Seung Hyun, bagaimana ini? Aku mulai bergantung padamu, aku mulai takut kehilanganmu, apakah….”
“tanpa aku sadari, aku mulai mencintaimu?”
“eohh?” Seung Hyun akhirnya bangun, dia tidak menyangka kalau Na Rin sudah bangun, “bagaimana keadaanmu?” Seung Hyun sentuh dahi Na Rin untuk mengecheck kondisinya “sudah tidak demam”
“terima kasih” ucap Na Rin tulus seraya melepaskan diri dari pelukan Seung Hyun, keduanya mendadak canggung
“hari ini tidak usah kuliah, lagipula kita juga sudah kesiangan” ucap Seung Hyun sembari beranjak dari ranjang dan membereskan alat kompres
Karena kondisi Na Rin yang sudah lebih baik, maka dia tetap menyiapkan makan pagi untuk suaminya, bahkan senyum jahilnya mengembang merencanakan sesuatu dibenaknya
“apa ini?” Seung Hyun ternganga melihat menu makan pagi yang disiapkan istrinya karena nasinya dicampur sayuran yang sudah dipotong kecil-kecil
“nasi campur” jelas Na Rin berseri-seri
“tidak mau” jawab Seung Hyun cepat, “kau tau kan aku tidak suka sayur, kenapa kau malah membuat nasinya warna warni dengan sayur?” ucap Seung Hyun manyun
“ini enak” jawab Na Rin.. “aaaa” dia tuntun Seung Hyun untuk membuka mulut saat dia menyodorkan nasi dimulut Seung Hyun
“hyaa Na Rin aku tidak suka” keluh Seung Hyun dengan bibir merengut
“ayo makan” Na Rin terus menyodorkan makanan di mulut Seung Hyun yang terkunci rapat, “aku sudah capek-capek buat sarapan tapi kau malah tidak makan” Na Rin memasang wajah sedih berharap suaminya luluh
“aaaa” walaupun agak terpaksa akhirnya Seung Hyun membuka lebar mulutnya untuk melahap makanan yang disuapi istrinya
“whohh Seung Hyun pintar sudah bisa makan sayur” Na Rin sengaja mengusap kepala suaminya bak memberikan pujian pada anak kecil
“ishh kau ini” Seung Hyun ikut tersenyum kecil karena candaan istrinya, “kau juga makan” Seung Hyun balas menyuapi istrinya
Suasana makan pagi itu terasa nyaman sambil diselingi obrolan ringan
“aku perhatikan kau suka sekali makan, tapi kau juga selalu bilang masih lapar” ucap Seung Hyun sambil mengunyah makanannya, dia mulai menikmati makanan yang dibuat istrinya yang didominasi sayuran
“aku makan bukan untuk diriku sendiri tapi juga untuk bayi kita” jawab Na Rin sambil menyantap sepotong ayam goreng dengan tangannya, “aku juga tidak tau kenapa kalau bersamamu aku suka sekali makan” lanjutnya
”apa kau pikir aku ini meja makan, jadi setiap melihatku kau ingin makan”
“hahahhaa” Na Rin malah tertawa kecil, “kau bukan meja makan, tapi rice cooker” seloroh Na Rin
“kau benar-benar keterlaluan” Seung Hyun menyipitkan matanya pada Na Rin yang masih tertawa geli
Setelah menikmati makan pagi, mereka memanfaatkan waktu untuk mengerjakan tugas kuliah mereka yang sudah sampai tahap membuat maket. Seung Hyun perhatikan Na Rin yang sangat telaten dan serius menyusun maket, pandangan Seung Hyun tak berkedip menatap lekat istrinya yang sangat cantik dalam penglihatannya
“Han Na Rin” Panggil Seung Hyun lembut
“iya”
Seung Hyun malah menelan ludahnya saat istrinya menoleh, dia alihkan pandangannya ke bibir Na Rin, ada hasrat menggebu untuk bisa mencium bibir mungil itu. Seung Hyun genggam tangan Na Rin, tatapannya lekat, nada bicaranya serius
“Han Na Rin.. aku.. aku mencintaimu”
“kita jalani pernikahan kita seperti pasangan pada umumnya” lanjut Seung Hyun sembari mendekatkan wajahnya, “kita saling mencintai, kita saling berbagi, kita juga tidak perlu tidur terpisah”
Na Rin tidak merespon Seung Hyun, dia tidak mengiyakan tapi juga tidak menolak hal itu
“kita juga bisa melakukan apa yang harus dilakukan suami istri” Seung Hyun semakin mendekatkan wajahnya, kalimatnya terkias menuntut kebutuhan batin, dia sudah memanyunkan bibirnya untuk bersiap mendaratkan sebuah ciuman dibibir Na Rin, namun….
“kau itu sedang apa sih?”
Seung Hyun langsung tersadar karena Na Rin menepuk pipinya, bayangan kemesraan yang dia bangun lenyap seketika
“jangan-jangan kau membayangkan hal jorok ya?” Na Rin menyipitkan matanya dengan tatapan curiga
“hyaaa !!” suara Seung Hyun meninggi membantah dugaan Na Rin, “kau jangan bicara sembarangan ya”
“lalu kenapa bibirmu manyun begitu? pasti kau membayangkan ciuman kan? jangan-jangan semalam kau mengambil kesempatan waktu tidur di ranjangku” lanjut Na Rin penuh selidik
“aku sudah menolongmu” sanggah Seung Hyun, “semalam kau itu menggigil seperti orang yang hidup di kutub, lagipula apa salahnya kalau kita tidur bersama, kita kan sudah menikah”
“aku tidak mau kau manfaatkan” jawab Na Rin, “kita bersama karena bayi, kita juga sudah sepakat hal ini”
“aku tau” jawab Seung Hyun ketus, “apa kau pikir aku adalah laki-laki yang hanya menginginkan kehangatan istrinya diatas ranjang?”
“siapa yang tau apa yang ada dalam pikiranmu” cibir Na Rin
“ishh kau ini…”
“Kring !!!”
Rasa kesal Seung Hyun mereda disaat handphonenya berdering, namun melihat nama di layarnya, dia juga melirik pada Na Rin, dia tidak mengangkatnya malah mematikannya
“kenapa tidak kau jawab?” tanya Na Rin ingin tau
“aku tidak kenal nomornya” Seung Hyun berkilah
“dari pacarmu?”
“hyaaa Han Na Rin, kau ini bicara apa?” sanggah Seung Hyun dengan suara tegas, “dengar ya, kau tau kan kalau aku ini sangat tampan, juga banyak wanita yang mengejar-ngejar aku, tapi aku sama sekali tidak punya hubungan dengan mereka”
“Lee Seung Hyun” kali ini Na Rin menanggapi serius, Seung Hyun pun ikut serius mendengar Na Rin dengan seksama tapi yang diutarakan Na Rin malah hal sepele
“bisakah kau tidak memuji dirimu terus-terusan? Aku bosan mendengarnya”
“mwo?” Seung Hyun melebarkan matanya
“kerjakan maket ini” lanjut Na Rin dengan suara tegas
“aku capek” keluh Seung Hyun, dia langsung beranjak dari duduknya karena tidak ingin mengerjakan maket mereka lagi, dia malah menuju ke piano dan memainkannya sedangkan Na Rin tetap melanjutkan maket mereka.
“Han Na Rin !!” sahut Seung Hyun sembari melambaikan tangannya agar Na Rin mendekat
“apa?” Na Rin menjawab dengan ketus
“sini” pinta Seung Hyun sekali lagi dari tempat dia duduk
Walau dengan agak malas, Na Rin akhirnya berjalan menghampiri Seung Hyun yang masih duduk didepan piano
“duduk” Seung Hyun menepuk tempat duduknya sebagai isyarat agar Na Rin duduk disebelahnya
“aku tidak bisa main piano” ucap Na Rin
“duduk” Seung Hyun tuntun Na Rin untuk duduk disebelahnya, “aku akan mainkan piano untukmu”
“aku sedang tidak ingin mendengarkan permainan pianomu” jawab Na Rin
“kau lebih suka kalau Kang Jun Ha yang memainkan piano untukmu !!” Seung Hyun kelepasan bicara dengan nada tinggi menandakan dia cemburu pada Jun Ha, Na Rin pun keheranan dengan sikapnya
“kau harus tetap duduk disini karena aku mau mainkan piano untuk anakku” dalih Seung Hyun dengan suara yang lebih lembut
“hah?” Na Rin terbengong dengan argument Seung Hyun
“karena anakku masih ada didalam perutmu jadi kau harus tetap duduk disini sampai aku selesai bermain piano” jelas Seung Hyun, tanpa basa basi dia usap perut Na Rin “baby Lee, dengarkan ayah bermain piano ya, kau pasti suka”
“baby Lee?” batin Na Rin, dia menahan senyumnya mendengar panggilan Seung Hyun untuk calon bayi mereka
Seung Hyun mulai memainkan pianonya, Na Rin juga hanya senyum-senyum saja duduk disebelah Seung Hyun, lama-kelamaan dia mulai ikut menekan tuts piano, Seung Hyun tuntun Na Rin untuk belajar bermain piano, bahkan tidak ada rasa canggung lagi saat tangan mereka saling bertumpu dalam menekan setiap tuts piano
Kedekatan mereka menciptakan sensasi lain bagi Seung Hyun, setelah lagu berakhir, Seung Hyun tidak melepaskan genggaman tangannya dari Na Rin, perlahan-lahan dia memberanikan diri membelai wajah Na Rin sekaligus menyibakkan anak rambut yang jatuh didahi Na Rin.
Na Rin hanya diam atas perlakuan Seung Hyun, dia tidak menghindari Seung Hyun bahkan menutup matanya saat Seung Hyun mencium bibirnya, ciuman keduanya semakin kasar, Seung Hyun tuntun Na Rin untuk berpindah ke sofa….
“Hyun?” sayup-sayup terdengar suara Na Rin menggema ditelinga Seung Hyun, tapi Seung Hyun malah terus melanjutkan buaian mimpinya sambil senyum-senyum sendiri. Mimpinya terlalu indah untuk diakhiri begitu saja.
“Lee Seung Hyun !!!!”
“brakkk” Seung Hyun terjatuh dari kursi karena Na Rin berteriak ditelinganya, “awww” dia mengaduh sambil mengusap-ngusap bokongnya tapi Na Rin malah menertawainya “hahahahaha”
“hahhhh” Seung Hyun hanya menghela napas seraya bicara dalam hatinya, “kenapa aku selalu membayangkan bermesraan dengan Na Rin?”
“sadar Seung Hyun.. sadar.” Batin Seung Hyun sambil menepuk-nepuk kepalanya
“kau kenapa?” Na Rin keheranan melihat tingkah suaminya
“pusing” jawab Seung Hyun singkat, dia berdiri lalu berjalan ke kamarnya, “aku mau ke kantor ayah saja”
“kalau begitu antarkan aku juga ke kantor ayahku, aku malas disini sendirian” sahut Na Rin
“iya” jawab Seung Hyun sambil menutup pintu kamar, “awas saja kalau hari ini dia pergi lagi dengan Jun Ha, aku benar-benar akan menghajar Jun Ha” gumamnya
*******
Victory..
“ayah?!!” Seung Hyun terhenyak saat memasuki ruangan ayahnya karena dia melihat ayahnya sudah terkulai lemas sambil dipapah beberapa orang
“ayah kenapa?” Seung Hyun mengambil alih memapah ayahnya berdiri tapi Hyun Sik hanya diam sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing sangat hebat, kondisinya terlalu lemah hingga untuk menjawab putranya saja dia tidak mampu
“tadi dia ruang rapat presdir sempat pingsan” salah satu orang kepercayaan Hyun Sik mulai menjelaskan pada Seung Hyun
Mereka tidak membuang waktu untuk membawa Hyun Sik ke rumah sakit agar cepat mendapatkan penanganan awal. Seung Hyun juga mengabarkan hal ini pada ibunya, juga pada Na Rin yang masih berada di Star Heaven.
Setibanya di rumah sakit, Seung Hyun hanya boleh menunggu didepan ruang UGD selama ayahnya mendapatkan penanganan. Tak berapa lama berselang, Ny. Lee datang dengan raut kecemasan tergambar jelas diwajahnya, air matanya sudah berlinang karena khawatir akan kondisi suaminya
“ayah tidak apa-apa bu, ibu jangan khawatir ya” Seung Hyun mencoba menenangkan ibunya sambil memeluknya.
“keluarga Tn. Lee Hyun Sik !!”
“iya !!” Seung Hyun menyahuti suara dokter yang baru keluar dari ruang UGD, “bagaimana keadaan ayah saya?” tanya Seung Hyun tidak sabar
“tidak apa-apa, Tn. Lee hanya terlalu lelah” dokter memberikan penjelasan yang cukup melegakan keluarga, “besok juga sudah boleh pulang, tapi beliau harus tetap istirahat dan tidak boleh banyak pikiran”
Hyun Sik akhirnya di pindahkan ke ruangan perawatan, disaat bersamaan Na Rin datang menjenguk bersama ayahnya
“kau kesini karena ingin melihatku disaat lemah kan?” Hyun Sik bicara sinis pada Kyung Su yang hanya berdiri disebelah Na Rin
“iya” Kyung Su menanggapi sinis, namun kalimatnya mengandung motivasi untuk saingan bisnisnya yang terbaring lemah diranjang “tidak disangka kau begitu lemah Lee Hyun Sik tapi jika terjadi sesuatu padamu, juga tidak akan menarik lagi karena aku tidak memiliki saingan setangguh presdir Victory”
Hyun Sik tersenyum tipis menjawab Kyung Su “aku tidak akan jatuh begitu saja Han Kyung Su, aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan setiap tender dengan mudah”
Semua orang yang mendengar kalimat-kalimat mereka ikut mengulum senyumnya.
“Seung Hyun” panggil Hyun Sik agar putranya lebih mendekat ke ranjangnya
“iya” Seung Hyun genggam tangan ayahnya, dengan seksama dia mendengar perkataan ayahnya “lusa tolong kau pergi ke Namwon untuk melihat proyek kita disana, paman Hong akan mendampingimu”
“iya” Seung Hyun langsung menginyakan, tidak mungkin baginya berdebat dengan ayahnya mengingat kondisi ayahnya yang memang butuh istirahat “aku akan minta izin dari kampus”
“selama kau pergi, biar Na Rin tinggal dirumah kita, kasihan kalau dia sendirian di apartement”
“tidak bisa” Kyung Su langsung menyanggah kalimat Hyun Sik, “putriku akan tinggal di rumahku”
“sudah ayah jangan mulai berdebat disini” Na Rin angkat bicara, “aku akan menginap dirumah ayah, juga di rumah ayah mertua, bergantian, hmm?”
“iya” Semua orang setuju dengan saran Na Rin.
*******
Malam sebelum keberangkatan ke Namwon, Seung Hyun melakukan packing seorang diri didalam kamarnya. Na Rin sama sekali tidak membantunya, dia malah mengurung diri dikamar dengan berbagai lamunannya
“Seung Hyun akan pergi selama seminggu, aku rasa itu sangat lama” pikirnya.
Ditengah lamunannya, handphonenya berdering, meskipun tidak mengenal nomornya tapi dia tetap menjawabnya dengan wajar namun betapa terkejutnya dia saat orang diseberang telepon menjelaskan maksudnya
“aku Shin Hye Mi, bisakah aku minto tolong agar aku bisa bicara dengan Seung Hyun?”
“kau kan bisa menghubungi handphonenya, kenapa harus menghubungiku?” tanya Na Rin
“aku sudah coba, tapi Seung Hyun tidak pernah menjawabnya, jadi aku pikir kau mau membantuku”
Na Rin terdiam, entah apa yang harus dia lakukan, ingin rasanya mengabaikan telepon itu dan tidak menyampaikannya pada Seung Hyun, ingin rasanya dia mengumpat Shin Hye Mi yang terang-terangan ingin bicara dengan suaminya tapi logikanya melarang hal itu
“tunggu sebentar” jawab Na Rin dari seberang telepon. Dia pun melangkah ke kamar Seung Hyun untuk memberikan handphonenya
“telepon dari Shin Hye Mi, dia mau bicara denganmu”
“hah?” Seung Hyun terbengong saat Na Rin menyodorkan handphonenya
Na Rin tidak berlama-lama di kamar Seung Hyun, dia langsung masuk lagi ke kamarnya karena tidak ingin mendengar pembicaraan
Seung Hyun dengan orang diseberang telepon.
“ada apa?” Seung Hyun mengawali pembicaraan dengan nada datar
Selama pembicaraan itu Seung Hyun lebih banyak diam mendengarkan Hye Mi bicara, sesekali ekpresi ketegangan tergambar diwajahnya
“Na Rin tidak akan meninggalkanku” Seung Hyun mulai menanggapi Hye Mi
“lalu bagaimana dengan Jun Ha oppa?”
“itu urusannya” jawab Seung Hyun singkat
“kau yakin Na Rin sangat mencintaimu? Kau yakin Na Rin tidak akan berpaling pada Jun Ha oppa?” tanya Hye Mi beruntun
“kenapa kau bicarakan ini padaku? Apa karena aku menolakmu? Seharusnya kau memulai hidupmu dengan bahagia di luar negeri”
“aku hanya ingin membantumu Seung Hyun, Jun Ha oppa benar-benar ingin merebut Na Rin darimu, dia sangat menyukai Na Rin. Aku tidak tau apa yang pernah terjadi dengan mereka di Amerika tapi kau pasti juga bisa melihat kalau hubungan mereka sangat dekat”
“tidak menutup kemungkinan Na Rin akan berpaling darimu kan? seberapa besar cinta Na Rin padamu? Kau sendiri yang pernah mengatakan kalau kau harus tetap bersama Na Rin karena dia mengandung anakmu, artinya Han Na Rin juga tidak pernah mencintaimu kan?”
“aku tidak tau apakah Na Rin mencintaiku atau tidak, aku juga tidak tau seberapa besar cintanya, tapi yang aku tau.. aku mencintainya” Seung Hyun mempertegas ucapannya di akhir kalimat
“aku rasa sudah tidak ada yang harus kita bicarakan Hye Mi, aku harap hubungan kita tetap baik sebagai seorang teman, selama ini aku sengaja tidak menjawab teleponmu agar kau bisa memulai hidupmu dengan baik, dan karena aku menghargai perasaan istriku, aku tidak mau menyakiti hati Na Rin”
“bepp” Seung Hyun langsung memutuskan pembicaraan tapi apa yang dikatakan Hye Mi sangat menganggu pikirannya, ditambah lagi kalau dia mengingat sikap Na Rin yang terus-terusan mengungkit kebersamaan mereka saat ini hanyalah karena tanggung jawab pada bayi mereka.
Seung Hyun menuju kamar Na Rin untuk mengembalikan handphonenya
“lain kali jangan diangkat kalau Hye Mi yang telepon” ucap Seung Hyun, “dan juga….”
Ucapan Seung Hyun terputus, kalimat yang harusnya dia utarakan malah tercekat ditenggorakannya, dia hanya mampu bicara dalam hatinya “jangan pernah berhubungan lagi dengan Kang Jun Ha, kau tidak mencintainya kan?”
Na Rin pun hanya mampu menatap Seung Hyun, batinnya bicara memendam rasa yang selama ini dia simpan rapat dihatinya “seperti apa hubunganmu dengan Shin Hye Mi? katakan kau tidak mencintainya”
*******
Na Rin mulai membagi waktunya untuk secara bergantian menginap di rumah ayahnya dan rumah orang tua Seung Hyun, meskipun begitu dia selalu menyempatkan pulang ke apartementnya dulu setelah selesai kuliah.
Kediaman Lee Hyun Sik..
Na Rin disambut hangat oleh mertuanya, dia diperlakukan bak putri sendiri bahkan terkesan dimanjakan saat sedikit saja dia merasakan mual.
“besok kau periksa ke dokter ya?” saran Hyun Sik melihat menantunya tidak berselera menyantap makan malam.
“aku tidak apa-apa yah” Na Rin menenangkan ayah mertuanya, “ini sudah biasa”
“jadi sering seperti ini?” Hyun Sik melebarkan matanya, “keterlaluan Seung Hyun, bisa-bisanya dia tidak mengurus istrinya”
“bukan begitu yah” Na Rin jadi serba salah karena ayah mertuanya salah paham
“pokoknya besok kau harus ke dokter, ayah tidak mau terjadi sesuatu padamu dan cucu ayah” sela Hyun Sik bersikeras, “biar ibu yang menemanimu” lanjutnya sembari melirik pada istrinya
“iya Na Rin” Ny. Lee sependapat dengan suaminya, “memang mual adalah hal biasa bagi wanita yang hamil muda, tapi tidak ada salahnya kita kontrol ke dokter untuk mengetahui kondisimu dan janinmu”
“hmm” Na Rin hanya bisa mengangguk pasrah mendengarkan saran mertuanya.
“cobalah untuk makan ya” Ny. Lee menyodorkan salah satu menu yang tersaji diatas meja ke piring Na Rin, “kasihan bayimu kalau tidak makan”
Makan malam bersama itu laksana keluarga bahagia, Na Rin juga tak terlihat canggung lagi bercengkrama dengan mertuanya. Setelah menikmati makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga untuk bersama-sama melihat album foto pernikahan Seung Hyun dan Na Rin yang baru diserahkan fotografer pernikahan
“nanti kita perbesar beberapa foto lalu belikan bingkai agar bisa dipajang disini dan di apartement kalian” saran Ny. Lee
“iya bu” Na Rin mengangguk setuju dibalik senyumannya yang tersungging
*******
Seperti yang telah disepakati, Ny. Lee menemani menantunya untuk kontrol kehamilan. Ny. Lee sengaja memilih rumah sakit keluarga Kang Jun Ha karena sudah percaya pada pelayanan di rumah sakit itu. Na Rin bahkan meluangkan waktu khusus dengan tidak mengikuti perkuliahan karena dia juga berencana menemui ayahnya untuk memperlihatkan foto album pernikahannya.
Siapa sangka Na Rin dan ibu mertuanya tak sengaja berpapasan dengan Kang Jun Ha saat baru keluar dari ruang ginekologi, sontak saja Jun Ha kaget apalagi setelah mendengar penjelasan Ny. Lee tentang kehamilan Na Rin.
“kenapa kau periksa hanya dengan ibu mertuamu? Seung Hyun dimana?” Jun Ha bertanya basa basi saat dia dan Na Rin berbincang di area taman rumah sakit selagi Ny. Lee menebus vitamin di apotek untuk Na Rin dan suaminya
“dia di Namwon untuk mengurus proyek Victory” jawab Na Rin singkat
“kau hamil?” tanya Jun Ha lagi memastikan, “bukankah usia pernikahanmu baru seminggu? Atau… inikah alasannya kenapa tiba-tiba kau menikah dengan Seung Hyun?” tanya Jun Ha beruntun pada Na Rin yang hanya diam tertunduk
“tepatnya sudah sepuluh hari aku menjadi istri Lee Seung Hyun” ralat Na Rin, ada seutas senyum tipis dibibirnya saat mulai menjelaskan panjang lebar “dan benar, aku sedang mengandung anaknya”
“saat pertama kali aku tau aku hamil, aku tidak tau bagaimana perasaanku, semuanya bercampur aduk, aku tidak tau harus bagaimana menghadapi semua ini, tapi dia bilang akan bertanggung jawab padaku dan anak kami”
“ itu adalah saat yang sulit karena kami harus mempertemukan keluarga kami, tapi setelah perdebatan yg hebat antara ayahku dan ayahnya, akhirnya kami bisa menemukan jalan yang terbaik yaitu dengan pernikahan. Aku tidak pernah membayangkan keluarga kami memberikan restunya, bahkan orang tua Seung Hyun menerimaku sangat baik sebagai menantu mereka”..
“sekarang aku mengerti kenapa bayi ini harus hadir diantara kami” lanjut Na Rin seraya mengusap perutnya dengan tatapan nanar, “bayi ini membuat hubungan keluarga kami lebih baik, dia bisa menyatukan dua keluarga, dia bisa melunakkan hati kakek-kakeknya”
“aku bahagia diberi kesempatan untuk mengandung bayi ini, bayiku dan Seung Hyun”
Dari ekspresi maupun cara bicara Na Rin menceritakan kisahnya dan Seung Hyun, Jun Ha seperti dapat menangkap sorot cinta yang besar “kau mencintainya ya?
“hmm” Na Rin mengangguk tidak mengingkari, “aku tidak tau apakah dia punya perasaan yang sama untukku atau tidak, tapi aku mencintainya” setetes air mata Na Rin perlahan tumpah mengeluarkan isi hatinya “aku pernah mendengar Shin Hye Mi menyatakan cintanya pada Seung Hyun, aku merasa menjadi orang yg bersalah karena menganggu hubungan mereka”
“memangnya kau sudah tau bagaimana perasaan Seung Hyun pada Hye Mi hingga punya pemikiran seperti itu ?” Jun Ha balik bertanya yang dijawab gelengan kepala dari Na Rin
“seharusnya kau bilang pada Seung Hyun tentang perasaanmu” saran Jun Ha
*******
Na Rin kembali ke apartementnya setelah selesai control kehamilan dan mengunjungi ayahnya di kantror, dia mulai merasakan kesepian lagi hingga tanpa sadar dia memilih merehatkan sejenak tubuhnya diatas ranjang Seung Hyun. Dia buka lagi album pernikahannya yang sengaja dia bawa setelah diperlihatkan pada ayahnya, dia seperti tidak bosan-bosannya memandang foto-foto pernikahannya meskipun sudah dilihat berkali-kali.
“ayahmu memang tampan” Na Rin bergumam sendiri seraya mengusap perutnya yang masih datar.. “kenapa ibu jadi merindukan ayahmu?”
“kau juga sangat nakal, setiap kali ibu makan pasti mual, apa kau hanya mau makan kalau ada ayahmu? jangan-jangan kau lebih menyayangi ayah daripada ibu ya?”
“tapi ayahmu itu juga keterlaluan, sudah tiga hari di Namwon tapi tidak pernah menghubungi ibu, kalau dia tidak khawatir pada kita setidaknya dia kan bisa basa-basi bertanya tugas kuliah kami sudah sampai mana?”
“apa ayahmu pikir ibu akan menelponnya duluan? Ibu tidak akan melakukan itu, ayahmu bisa tambah besar kepala kalau dia pikir ibu membutuhkannya, kau tau sendiri sifat ayahmu itu kan?”
Na Rin usap-usap lagi foto Seung Hyun saat mulai bergumam “cepat pulang, aku dan anak kita menunggumu”
*******
Lima hari di Namwon, akhirnya pekerjaan Seung Hyun selesai lebih cepat dari perkiraan. tapi di hari terakhirnya, dia masih menyempatkan untuk meninjau proyek bersama orang kepercayaan ayahnya karena ingin memastikan tidak ada masalah dalam pembangunan akhir
“kringg !!!”
Seung Hyun menghentikan sejenak aktivitasnya berkeliling proyek karena panggilan teleponnya
“Ada apa?” nada bicaranya ketus menjawab orang diseberang telepon yang memang tidak dia sukai
“aku di Namwon” orang diseberang telepon menyahuti, “bisa kita bertemu sebentar?”
“aku tidak ada waktu”
“aku ingin bicara soal Han Na Rin”
Seung Hyun langsung terdiam mendengar kalimat itu, tanpa membuang waktu dia menyetujui tempat pertemuan disebuah caffe yang tak jauh dari proyek Victory. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit dengan mengendarai mobilnya, Seung Hyun sudah tiba ditempat tujuan.
“cepat sekali kau datang ? apa karena aku bilang soal Han Na Rin?”
“Kang Jun Ha !!” gertak Seung Hyun dengan suara tegas, dia bahkan bicara sambil tetap berdiri menantang Jun Ha, “aku tidak akan biarkan kau merebut Na Rin dariku, aku tidak akan pernah melepaskannya”
“kau ini bicara apa?” Jun Ha menanggapi santai, “duduklah” pintanya, “aku ada sedikit urusan disini, dan kebetulan aku tau kalau kau juga sedang di Namwon, kita kan bisa mengobrol”
Seung Hyun tidak menanggapi meskipun pada akhirnya dia duduk berhadapan dengan Jun Ha.
“oh ya dua hari lalu aku bertemu dengan Na Rin”
Seung Hyun langsung menatap Jun Ha karena ucapan itu
“Na Rin datang ke rumah sakitku….”
“untuk apa dia ke rumah sakitmu?” sela Seung Hyun, kecurigaannya muncul akibat cemburu yang menghinggapi hatinya dan juga terpengaruh ucapan Hye Mi yang pernah mengatakan kalau Jun Ha akan merebut Na Rin “kau jangan macam-macam dengan Na Rin karena dia istriku, dan satu hal lagi yang harus kau tau, sekarang Na Rin sedang mengandung anakku, kau pikir bisa mendapatkan Na Rin? Kau harus berhadapan dulu denganku, awas saja kalau kau menggoda istriku, akan ku hajar kau”
“kau itu kenapa?” Jun Ha malah tersenyum geli melihat Seung Hyun cemburu buta, “aku tau kalau dia hamil, dia ke rumah sakit ku tidak sendirian, tapi bersama ibumu untuk control kehamilannya, dia bilang masih suka mual kalau makan sesuatu”
“dengar Lee Seung Hyun, aku dan Han Na Rin tidak punya hubungan apapun selain sahabat baik” Jun Ha kembali bersuara memberikan penjelasan “Na Rin seperti adikku, dan aku suka dengan hubungan yang seperti itu karena dengan begitu, Na Rin tidak akan merasa canggung saat dia butuh teman untuk berkeluh kesah”
“lalu bagaimana hubunganmu dan Hye Mi?” tanya Jun Ha meminta kepastian
“kami cuma teman” jawab Seung Hyun
“lalu bagaimana perasaanmu pada Na Rin? Apa kau bersamanya hanya karena tanggung jawabmu pada Na Rin yang sedang mengandung anakmu?”
“kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu itu?” jawab Seung Hyun acuh
“karena kalau kau tidak mencintainya, maka aku akan merebut dia darimu”
“mwo?” Seung Hyun melebarkan matanya, “hyaa Kang Jun Ha !!!”
“hahahahha” Jun Ha malah menertawai Seung Hyun, “aku bisa lihat kau mencintainya, tapi kenapa kau tidak mengatakannya pada Na Rin?”
“hah?”
“Na Rin berpikir kalau kau dan Shin Hye Mi punya hubungan special, dia merasa sudah menjadi orang ketiga yang menghancurkan hubungan kalian” jelas Jun Ha.. “karena itulah Na Rin tidak berani mengatakan perasaannya padamu, dia menyimpan rapat rasa cintanya untukmu”
“mwo?” Seung Hyun terbelalak mendengar penuturan Jun Ha, “arghkkk Han Na Rin payah, masa dia tidak tau aku mencintainya, untuk apa aku selalu mengkhawatirkannya”
“hati wanita memang sulit dipahami” gumam Seung Hyun menggerutu.. “Kang Jun Ha, aku harus pergi sekarang, aku akan kembali ke Seoul untuk bicara dengan Na Rin” Tanpa babibu Seung Hyun langsung pergi begitu saja meninggalkan Jun Ha yang terbengong “mereka itu pasangan yang aneh, saling mencintai tapi tidak pernah mengungkapkan isi hati, dan sama-sama tidak peka hati pasangannya”
“haufhttt” Jun Ha geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecil
“semoga kau bahagia Na Rin” gumamnya seraya menyeruput capuccino hangatnya.
Sedangkan di kediaman keluarga Lee..
Na Rin dan ibu mertuanya sibuk menata foto-foto pernikahan yang telah dibingkai, beberapa foto berukuran kecil dipajang dibuffet-buffet ruang tamu, sedangkan beberapa yang berukuran besar dipajang di dinding. Namun setelah selesai dengan aktivitasnya, Na Rn masih berdiam diri memperhatikan foto-foto yang sudah terpajang di buffet
“aku suka foto ini” gumam Na Rin seraya meraih foto pernikahannya dan Seung Hyun yang menghiasi buffet, dia usap perutnya mengajak bayinya berinteraksi “ayah dan ibu tersenyum bahagia di foto ini, kau juga kan?”
“kita tunggu ayahmu pulang, ayah juga belum melihat foto-foto ini, tapi pasti ayahmu akan memuji dirinya sendiri kalau dia itu sangat tampan”
“kringgg !!!”
Na Rin melebarkan matanya melihat nama di layar handphonenya seperti setengah tidak percaya pada penglihatannya sendiri, “akhirnya dia menelpon juga” gumamnya, begitu dia menjawabnya, tidak ada kalimat basa basi selain menjawab ketus
“kenapa kau baru menelponku? sebenarnya kau sedang apa disana? masa’ tidak ada waktu untuk menelponku, Apa kau tau aku harus menutupi dari ayah dan ibu seolah-olah kau rutin menelponku?”
“Han Na Rin tunggu aku ya”
Na Rin seketika berhenti mengoceh mendengar suara Seung Hyun dari seberang telepon
“aku sudah dalam perjalanan kembali ke Seoul, ada sesuatu yang ingin aku katakan”
“beep” Seung Hyun langsung memutuskan pembicaraan tanpa mendengar jawaban dari Na Rin, dia semakin memacu mobilnya karena tidak sabar untuk tiba di Seoul, beberapa mobil didepannya berhasil dia lewati namun siapa sangka dari arah berlawanan juga melintas sebuah mobil lain yang berada dijalur Seung Hyun, tanpa pikir panjang, Seung Hyun banting setir sekuat tenaga “brakkkkk !!!!”
“prankkkk !!” disaat bersamaan foto pernikahan yang dipegang Na Rin terlepas. Na Rin terpaku melihat kaca bingkai foto pernikahannya berantakan di lantai, perasaannya menjadi tak menentu dan hanya tertuju pada Seung Hyun
“Hyun..”
See You Next Time…..
·

Senin, 23 Februari 2015

Bersama Keluarga di TELEPON

"PERCAKAPANKU DI TELPON WITH BP, MAMAH N ADIKKU"
-bAPAku telpon
Bapa : "haloh teh, yeuh d SAMBUNGKEN jeng MAMAH"
Q : "Enggh pa"
Bapa : Halloh, Mah"
Mamah : "nya haloh pa,teh............"(nyeluk q)
Q : "nya haloh mah"

-SI ARDIAN NYELUK Q...TETEH, TETEH...
Mamah : yeuh teh, adina hayang ngomong..."
Q : "mana?"
Ardian : "Teh, iraha balikna? gigian balik..........ian kangen ka teteh"
Q : "skedeng dei yan....teteh ghe kangen ka ian......"
Ardian : Teteh, teteh, toli ian mh boga hadiah ker teteh...."
Q : "Hadiah naon yan?
Ardian : "nya aya...."
Q : "atuh naon yan?"
Ardian : "ke bae amon teteh ges balik...kan kejutan...."
Q : "Naonlah ian mh....gah balik gera lah teteh mh.......erek d BANDUNG bae..."
Ardian : " tuh,,, cak batur ghe kejutan mh ulah d bere nyaho.....teteh, teteh, toli kamar teteh ghe ku ian d hias....apiiiiiiiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkkkk emen...."
Q : "nu bner yan? kamar teteh hmo d acak2 ku ian lain?"
Ardian : "nya hmo nyah,,,kamar teteh d hias ku ian apik emen,,,na lawangna dei......."
Q : "hmmmmm asikkkk......adi teteh pinter"
-Mamahku nyaut.....dian, maem hela..
Adiiku : "lah mamah mah, ian masih kangen ka teteh"
Q : "Halo, halo"
Mamah : "nya haloh teh...eker naon? geus mam ta encn?
Q : "nya halo mah, nya biasa diuk bari FACEBOOK-an...encn....ke kedeng dei...mamah sih eker naon ?
Mamah : "nya ker diuk bae...(PEMBICARAAN SELANJUTNYA WITH MAMAH NU LEWIH PRIBADI) bapa ka mana teh, ye gRATISANA hmooo beak ilok? ges jam skie? pa, pa, (mamah nyeluk bapa q)
Q : "bapaaaaaaaaaaaaaa................"
-BAPA NGOBROL HEULA JENK MAMAH trus nyaut Tanya ka q.
Bapa : "teh, ges emam ta encan?"
Q : "Ges pa.........(PEMBICARAAN SELANJUTNYA WITH BAPA NU LEWIH PRIBADI)
Bapa : " nya ges atuh nya teh, ulah poho makan, sholat, bljr nu rajin"
Q : "Enggh pa.........."
Mamah : "nyaaaaaaaa engggss atuh nya teh"
-BAPA, MAMAH N q "DADAH, DADAH, DADAH"
SEKIAN PEMBICARAANKU with My Family d telpon (Senin,23/02/2015)

Selasa, 03 Februari 2015

AKULAH SAYAP-SAYAP MERPATI

  MERPATI BAND "SETIA SELAMANYA DENGANKU"

Aku mengenal dirimuSedari dulu seperti itu 

Tak sedikit pun ku ragu 

Ku percaya apa adanya kamu
Jangan pernah berubah untuk mencintaiku 

Aku pun kan selalu mencintaimu 

Satu yang aku minta engkau tetap setia 

Setia selamanya denganku
Walau musim telah berganti 

Yakinkan hatimu takkan terbagi 

Kini esok dan selamanya 

Ku jaga cintaku hanya untukmu
Jangan pernah berubah untuk mencintaiku 

Aku pun kan selalu mencintaimu 

Satu yang aku minta engkau tetap setia 

Setia selamanya denganku
Jangan pernah berubah untuk mencintaiku 

Aku pun kan selalu mencintaimu 

Satu yang aku minta engkau tetap setia 

Setia selamanya denganku
Jangan pernah berubah untuk mencintaiku 

Aku pun kan selalu mencintaimu 

Satu yang aku minta engkau tetap setia 

Setia selamanya denganku